BAB I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang
Dalam pasar persaingan sempurna memiliki kekuatan permintaan dan
penerimaan yang dapat bergerak secar leluasa. Ada pun harga yang terbentuk
benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan konsumen. Permintaan
mencerminkan keinginan konsumen, sementara penawaran mencerminkan keinginan
produsen atau penjual. Bentuk pasar persaingan murni terdapat terutama dalam
bidang produksi dan perdagangan hasil-hasil pertanian seperti beras, terigu,
kopra, dan minyak kelapa. Bentuk pasar ini terdapat pula perdagangan kecil dan
penyelenggaraan jasa-jasa yang tidak memerlukan keahlian istimewa (pertukangan, kerajinan). Dalam
persaingan sempurna ini pembeli dan penjual berjumlah banyak. Artinya, jumlah
pembeli dan jumlah penjual sedemikian besarnya, sehingga masing-masing pembeli
dan penjual tidak mampu mempengaruhi harga pasar. Dengan demikian masing-masing
pembeli dan penjual telah menerima tingkat harga yang terbentuk di pasar
sebagai suatu datum atau fakta yang tidak dapat di ubah. Bagi pembeli, barang
atau jasa yang ia beli merupakan bagian kecil dari keseluruhan jumlah pembelian
masyarakat. Bagi penjual pun berlaku hal yang sama sehingga bila penjual
menurunkan harga, ia Akan rugi sendiri, sedangkan bila menaikan harga. Maka
pembeli akan lari penjual lainnya
Pasar sebagai kumpulan
jumlah pembeli dan penjual individual mempunyai karakteristik-karakteristik
tertentu. Karakteristik tersebut muncul karena masing-masing individu pembeli
dan penjual mempunyai perilaku individual yang berbeda pula. Di dalam
biaya produksi terdapat karakteristik pasar tertentu dimana dalam pasar
tersebut hanya terdapat satu penjual dari satu produk (barang atau jasa) yang
tidak mempunyai alternatif produk pengganti (substitusi). Pasar
dengan karakteristik tersebut disebut dengan pasar monopoli. Mengingat dalam
pasar monopoli hanya terdapat satu penjual dari satu produk (barang atau jasa)
yang tidak mempunyai alternatif produk pengganti (subtitusi) maka dalam pasar
monopoli tidak ada persaingan dari penjual lain. Dalam kehidupan perekonomian yang faktual, sangat jarang
mendapat penjual yang tidak menghadapi persaingan dari penjual lain.
Meskipun dalam suatu pasar misalnya hanya terdapat satu penjual sehingga tidak
ada persaingan secara langsung dari penjual lain, tetapi penjual tunggal
tersebut akan menghadapi persaingan secara tidak langsung dari penjual
lain yang menghasilkan produk yang dapat merupakan alternatif produk pengganti
yang tidak sempurna.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimana pasar persaingan sempurna berkembang dikalangan
masyarakat?
1.2.2. Mengapa pasar monopoli terbentuk?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
2.1.1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Dalam pasar
persaingan sempurna, jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap
perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak mampu memengaruhi
pasar. Tetapi hal itu belum lengkap, masih diperlukan beberapa karakteristik
(syarat) agar sebuah pasar dapat dikatakan persaingan sempurna
a.
HomogenitasProduk
(Homogeneous
Product)
Semua
perusahaan memproduksi produk yang homogen atau sejenis.Produktersebut
mampumemberikan
kepuasan (utilitas)
kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.Konsumen
tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu semua perusahaan
dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik
yang sama.
b.
PengetahuanSempurna (PerfectKnowledge)
Para pelaku
ekonomi (konsumen danprodusen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produkdan
inputyang dijual. Dengan demikian konsumen tidak akan
mengalami perlakuan harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Demikian halnya dengan perusahaan, hanya akan menghadapi
satu harga yang sama dari berbagai pemilik faktor produksi.
c.
OutputPerusahaan RelatifKecil(SmallRelativelOutput)
Perusahaan
dalamindustri (pasar)
dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang.Kendati pun demikian jumlah outputsetiap perusahaan
secara
individu
dianggap relatif kecil dibanding
jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.
d.
PerusahaanMenerima
Harga YangDitentukan Pasar(Price Taker)
Perusahaan
menjual produknya dengan
berpatokan pada harga yang
ditetapkan pasar (price taker). Karena secara indivi duperusahaan tidak mampu mempengaruhi
harga pasar. Yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan
jumlah output untuk mencapai laba
maksimum.
e.
Keleluasaan
Masuk -KeluarPasar (FreeEntryandExit)
Dalampasarpersaingan sempurna faktorproduksi
mobilitasnya tidak terbatasdan
tidakada biaya
yang harus dikelurkanuntuk
memindahkan faktor produksi.Pengertian mobilitas mencakup
pengertian geografis dan antarpekerjaan. Maksudnya, fakor produksi seperti
tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari
satu pekerjaan lain ke pekerjaan lainnya, tanpa biaya.Hal tersebut menyebabkan
perusahaan leluasa untuk masuk keluar pasar.Jika perusahaan tertarik di satu
industri, dengan segera dapat masuk.Bila tidak tertarik lagi atau gagal, dengan
segera dapat keluar.
Dalam dunia nyata tidak ada bentuk
pasar berstruktur pasar persaingan sempurna, dimana perusahaan-perusahaan kecil
yang menghasilkan barang homogen dan memenuhi semua karakteristik sebagaimana
diuraikan di atas. Namun demikian, menilik karakteristiknya, ada beberapa
industri yang mendekati bentuk pasar persaingan sempurna, seperti industri
tempe, tahu, kerupuk putih, dan jasa fotokopi.
Koperasi Perajin Tahu Tempe Curhat
Sudah 14 Tahun Terpuruk
Wiji Nurhayat
– detikfinance
Jakarta
-Gabungan Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengadu berbagai masalah
yang membelit Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI). Masalah harga
kedelai yang terus fluktuatif jadi persoalan para perajin tahu tempe.
Menurut Ketua Umum
Gakoptindo Ayip Syarifudin, anggotanya sudah terpuruk karena selama 14 tahun
terakhir masalah harga kedelai tak pernah terselesaikan.
"Kami percaya
jeritan hati kami selama 14 tahun seperti ini. Saya berharap Inpres (intruksi
presiden soal Harga Pembelian Pemerintah) kedelai keluar dan akan merubah nasib
kita tidak terpuruk seperti ini," katanya dalam acara Revitalisasi Tata
Niaga Menuju Swasembada Kedelai di Gedung Nusantara II DPR Jakarta, Rabu
(23/1/2013).
Manurut Ayip saat ini terdapat 177 KOPTI yang tersebar di 18 provinsi dengan jumlah perajin tahu tempe sebanyak 115.000 usaha dan jumlah tenaga kerja 1 juta orang. Untuk kebutuhan kedelai, jumlah kebutuhan bahan baku perajin tahu tempe sebanyak 132.000 ton/bulan. Ayip hanya menyarankan agar harga kedelai stabil dalam rentan 1-3 bulan.
"Kami mengharapkan harga kedelai stabil 1-3 bulan dan kita dapat menghitung biaya produksi," imbuhnya.
Manurut Ayip saat ini terdapat 177 KOPTI yang tersebar di 18 provinsi dengan jumlah perajin tahu tempe sebanyak 115.000 usaha dan jumlah tenaga kerja 1 juta orang. Untuk kebutuhan kedelai, jumlah kebutuhan bahan baku perajin tahu tempe sebanyak 132.000 ton/bulan. Ayip hanya menyarankan agar harga kedelai stabil dalam rentan 1-3 bulan.
"Kami mengharapkan harga kedelai stabil 1-3 bulan dan kita dapat menghitung biaya produksi," imbuhnya.
Ia menuturkan para
KOPTI mendukung pemerintah untuk mencapai swasembada kedelai 2014. Seperti
diketauhi pemerintah merencanakan swasembada kedelai tahun 2014 dengan produksi
2,7 juta ton. Ditargetkan laju peningkatan produksi 1,5 ton/hektar dari
sebelumnya 1,3 ton/hektar maka pada tahun 2014 surplus 137.000 ton.
"KOPTI mendukung pemerintah untuk swasembada kedelai namun tidak terlaksana tanpa ada tata niaga. Tentukan HPP untuk petani berapa dan perajin berapa sehingga duanya mendapatkan keuntungan. Bulog perlu bekerja sama dengan para importir sehingga masukan ini membuat satu pola kerjasama yang saling menguntungkan," tandasnya.
"KOPTI mendukung pemerintah untuk swasembada kedelai namun tidak terlaksana tanpa ada tata niaga. Tentukan HPP untuk petani berapa dan perajin berapa sehingga duanya mendapatkan keuntungan. Bulog perlu bekerja sama dengan para importir sehingga masukan ini membuat satu pola kerjasama yang saling menguntungkan," tandasnya.
Pembahasan
Dari
contoh kasus di atas, produsen tahu tempe mendekati karakteristik pasar
persaingan sempurna yaitu, terdiri
dari banyak penjual dan banyak pembeli, bahkan penjual tergabung dalam Gabungan
Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk pasar. Contohnya, pedagang
dapat memutuskan untuk berhenti berjualan sampai kondisi pasar benar-benar
stabil. Menghasilkan barang serupa (homogeneous product), karena
tidak ada perbedaan yang terlalu nampak. Terdapat banyak perusahaan di pasar dalam hal ini produsen tahu
tempe. Produsen menjual produknya
dengan berpatokan pada harga
yang ditetapkan pasar (price
taker). Karena secara individu perusahaan tidak mampu
mempengaruhi harga pasar
Pembeli mempunyai pengetahuan yang
sempurna mengenai pasar. Dalam kasus ini pembeli sudah mengetahui
terjadinya kenaikan harga kedelai melalui informasi dari media dan meningkatnya
harga tahu dan tempe. Sehingga, mereka cenderung mengurangi konsumsi tahu dan
tempe dan kurangnya permintaan pasar. Menyebabkan keuntungan yang diperoleh
oleh penjual menjadi berkurang dan pendapatan mereka relatif sama.
2.1.2. Permintaan dan
Penerimaan dalam pasar persaingan sempurna
a.
Permintaan
tingkat harga
dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Misalkan kita berbicara tentang pasar
pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-anak ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran pakaian anak-anak, seperti digambarkan dalam diagram
8.1.a. perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga
jual. Karena jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapapun ang
dijual diperusahaan relatif tidak
berubah. Karena itu kurva permintaan yang dihadapi perusahaan secara individu
berbentuk garis lurus horizontal.
b.
penerimaan
penerimaan
total (total revenue) perusahaan sama
dengan jumlah output (Q) dikali harga jual (P). karena harga telah ditetapkan,
penerimaan rata-rata (average revenue) dan penerimaan marginal (marginal
revenue) adalah sama dengan harga. Dengan demikian kurva permintaan (D) sama
dengan kurva penerimaan rata-rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marginal
(MR) dan sama dengan harga (P), seperti pada diagram 8.2.a kurva penerimaan total
berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari
titik (0,0), seperti ditunjukkan oleh diagram 8.2.b
2.1.3. Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Ada dua syarat yang Harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan:
a.
Perusahaan sebaiknya berproduksi, paling tidak, bila biaya variable
(VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR),atau biaya variabel rata-rata
(AVC) sama dengan harga (P).dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung
kerugian biaya tetap (FC),dimana biaya ini dengan atau tampa produksi tetap
harus di keluarkan. Tetapi jika AVC lebih kecil dari harga maka perusahaan
tidak mampu menutupi lagi biaya tetap. Kegiatan produksi hanya menambahkan
beban,karena itu produksi sebaiknya di hentikan
b.
Perusahaan memproduksi benda pada saat penerimaan marginal sama
dengan biaya marginal (MR=MC) agar perusahaan memperoleh laba maksimal
atau,dalam kondisi buruk,kerugian minimum(minumum loss)
2.1.4. Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam angka panjang
perusahaan harus memenuhi empat persyaratan:
a.
Perusahaan harrus bekerja sebaik mungkin, agar perusahaan mencapai
keadaan yang optimal. Secara matematis hal ini berarti perusahaan berproduksi
sampai saat penerimaan marjinal sama dengan biaya marjjinal. Pada saat itu
biaya marjinal jangka pendek sama dengan biaya marjinal jangka panjang (SMC =
LMC)
b.
Tidak mengalami kerugian, agar dapat mengganti barang modal yang
digunakan dalam produksi. Karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama
dengan harga jual (SAC = P)
c.
Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk keluar, karena laba
nol (zero economic profit). Laba nol disebut juga laba normal (normal profit), yaitu
tingkat laba yang memberikan tingkat pengembalian yang sama, jika uang dan
faktor produksi yang lain dialokasikan pada kegiatan alternatif. Jika laba
lebih besar dari nol akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk (entry) kedalam
pasar. Sebaliknya jika laba lebih kecil dari nol (merugi) akan mendorong
perusahaan keluar dari pasar (adanya karakteristik free entry and exit).
d.
Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan
memperbesar skala produksi, karena sudah berproduksi pada titik minimum kurva
biaya rata-rata jangka panjang (minimum LAC) pada saat biaya rata-rata jangka
pendek sama dengan biaya rata-rata jangka panjang.
2.1.5. Penawaran
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
Penawaran
industri adalah total penawaran perusahaan-perusahaan. Jumlah output yang
ditawarkan perusahaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC).
Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksi kurva peenawaran perusahaan, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
a.
Kurva Penawaran Jangka Pendek
Kurva penawarn jangka pendek perusahaan dapat dikonstruksi dari
kurva biaya marjinal (MC) jangka pendek. Dalam pasar persaingan sempurna
meskipun perusahaan menderita rugi, Selama harga (P) masih diatas biaya
variable rata-rata (AVC), sebaiknya perusahaan tetap berproduksi karena
kerugian yang diderita masih lebih kecil dari biaya tetap (FC) yang harus
dikeluarkan apabila perusahaan tidak berproduksi. Kalau berproduksi, berarti sebagian dari FC
dapat tertutup. Namun, bila P dibawah AVC, maka sebaiknya perusahaan tidak
berproduksi, karena kalau tetap
berproduksi kerugian lebih besar dari FC.
b.
Kurva Penawaran Jangka Panjang
Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran jangka panjang
merupakan lokus keseimbangan jangka panjang pada berbagai tingkat produksi.
1)
Industri Skala Biaya Konstan (Constant Cast Industry)
Penambahan penggunaan
factor produksikarena
masuknya perusahaan baru,tidakakan
menaikkanharga factorproduksi
Diagram8.8.a.Diagram 8.8.b
Bila permintaan pasar meningkat (kurvapermintaan D1 bergeserke D2),
harga output meningkatkeP2
2)
Industri Skala Biaya Menaik
(Increasing Cost Industry)
Masuknya perusahaan
–perusahaan barumenyebabkan harga
factor produksi naik, sehingga
terjadi
perubahan stuktur
biaya dan pergeseran titikkeseimbangan.
Diagram 8.9.a Strukturbiaya sebelummasuknya
perusahaan lain. Diagram 8.9.bStrukturbiaya setelah
masuknya perusahaan lain. Diagram 8.9.c
Menunjukkan peningkatanpermintaan (D1– D2).
3)
Industri Skala Biaya Menurun
(Descreasing Cost Industry)
Masuknya perusahaan
– perusahaan
lain ke dalamindistrijustru
menurunkan hargafactor produksi
karenaefisiensi skalabesar (large scale
economies). Akibatnya strukturbiayajadilebih murah (Diagram8.10.akeDiagram
8.10.b). Diagram8.10.c Meningkatnya permintaan(D1—D2)menaikkan
harga jual ke P2 yang
mengundang masuknya perusahaan
lain.
2.1.6. Kekuatan dan Kelemahan Pasar
Persaingan Sempurna
a.
Kekuatan
Sebagai sebuah model ekonomi, pasar
persaingan sempurna memberikan penjelasan tentang prilaku perusahaan dalam
dunia idela, di mana dibuktikan bahwa perusahaan berproduksi dalam skala yang
efisien dengan harga produksi yang paling murah. Pasar persaingan sempurna juga
memungkinkan output yang maksimum
disbanding pasar lainnya.
Konsekuensinya model pasar
persaingan sempurna bagi masyarakat adalah pasar ini memberikan tingkat
kemakmuran dan kenikmatan yang maksimal, karena:
1)
Harga jual barang dan jasa adalah yang
termurah
2)
Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal (kemakmuran maksimal)
3)
Masyarakat merasa nyaman dalam
mengonsumsi karena tidak perlu membuang waktu untuk memilih barang dan jasa
(produk yang homogen) dan tidak ditipu dalam kualitas dan harga (informasi
sempurna)
b.
Kelemahan
Namun demikian, model pasar
persaingan sempurna memiliki beberapa kelemahan:
1)
Kelemahan Dalam Hal Asumsi
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam
pasar persaingan sempurna mustahil terwujud, karena dalam dunia nyata manusia
(produsen dan konsumen) dibatasi oleh
dimensi waktu dan tempat. Keterbatasan itu menyebabkan perpindahan faktor
produksi dan pengumpulan informasi membutuhkan biaya.Hasil (outputdan informasi) yang diperoleh pun
tidak homogen dan sempurna.
2)
Kelemahan Dalam Pengembangan
Teknologi
Model pasar persaingan sempurna
menyatakan bahwa keseimbangan dalam jangka panjang akan tercapai dan setiap
perusahaan memperoleh laba normal. Masalahnya apakah dengan laba normal
perusahaan dapat melakukan kegiatan riset dan pengembangan (research and development).Padahal kegiatan riset dan pengembangan amat dibutuhkan untuk
memperoleh teknologi produksi yang meningkatkan efisiensi produksi.
3)
Konflik Efisiensi - Keadilan
Pasar persaingan sempurna sangat menekankan efisiensi.Tetapi hal
ini menimbulkan masalah jika diterapkan dalam kehidupan nyata.Misalnya kasus
industrialisasi di negara sedang berkembang (NSB).Karena industrinya masih amat
muda dalam tahap awal perkembangan (Infant
industry), biaya produksi (biaya rata-rata) jelas lebih tinggi daripada
industri di negara maju. Jika dibiarkan bersaingan dalam pasar global, industry
di NSB akan ambruk karena kalah bersaing. Kemakmuran dan kesejahtraan di NSB
tidak akan meninkat disbanding di negara maju. Muncul masalah ketidakadilan.Agar
tidak kalah bersaing, industry di NSB butuh perlindungan (protection) sementara. Tetapi hal ini akan menimbulkan masalah
inefisiensi.
2.2.
PASAR MONOPOLI
2.2.1. Faktor-faktor
Penyebab Terbentuknya Monopoli
Perusahaan tidak memiliki pesaing karena adanya hambatan bagi
perusahaan lain untuk memasuki industri yang bersangkutan. Dilihat dari
penyebabnya, hambatan masuk dikelompokkan menjadi hambatan teknis dan hambatan
legalitas.
a.
Hambatan Teknis (Technical
Barriers to Entry)
1)
Perusahaan memiliki
kemampuan dan atau pengetahuan khusus (special
knowledge) yang memungkinkan berproduksi sangat efisien.
2)
Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis
mempunyai kurva biaya (MC dan AC) yang menurun. Makin besar skala produski,
biaya marjinal makin menurun, sehingga biaya produksi per unit (AC) makin
rendah (decreasing MC and AC).
3)
Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik
berupa sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun lokasi produksi.
Perusahaan-perusahaan yang mempunyai daya monoplis karena kemampuan
teknis disebut perusahaan monopolis alamiah (natural
monopolist).
b.
HambatanLegalitas (Legal Barriers to Entry)
1)
Undang-UndangdanHakKhusus
Tidak semua perusahaan mempunyai daya monopoli karena kemampuan
teknis. Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan perusahaan-perusahaan yang t
idak efisien tetapi memiliki daya monopoli. Hal itu dimungkinkan karena secara
hukum mereka diberihak monopoli (legal
monopoly). Di Indonesia, Badan-Badan
Usaha Milik Negara (BUMN-BUMN) banyak yang memiliki daya monopoli karena
undang-undang. Berdasarkan undang-undang tersebut mereka memiliki hak khusus (special franchise) untuk mengelola
industri tertentu.
Hak khusus tidak hanya
diberikan oleh pemerintah, tetapi juga oleh satu perusahaan kepada perusahaan
lainnya. Di Indonesia beberapa bentuk konkritnya adalah agen tunggal, importer
tunggal, lisensi dan bisnis waralaba.
2)
Hak Paten (Patent Right) atau
Hak Cipta
Tidak semua monopoli berdasarkan hukum mengakibatkan inefisiensi.Hak
paten atau hak cipta adalah monopoli berdasarkan hukum karena
pengetahuan-kemampuan khusus(special
knowledge) yang menciptakan daya monopoli secara teknik.
Dengan cara berpikir yang sama
kita memahami mengapa tidak semua rumah makan boleh menjual ayam goreng Kentucky Fried Chicken juga mengapa tidak
semua pabrik garmen boleh memproduksi baju bermerek dagang Choya.
2.2.2. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli
a.
Permintaan
Dalam pasar monopoli, permintaan terhadap output perusahaan (firm’s demand)
merupakan permintaan industri. Karena itu perusahaan mempunyai kemampuan untuk
memengaruhi harga pasar dengan mengatur jumlah output. Posisi perusahaan monopolis adalah penentu harga (price setter atauprice maker).
b. Penerimaan
Total danPenerimaanMarjinal
Pada pasar persaingan sempurna penerimaan marjinal perusahaan sama dengan
harga jual (MR = AR = D = P). Tidak demikian halnya dengan perusahaan yang
berada dalam pasar monopoli. Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil
dari harga jual (MR < P). Untuk meningkatkan output yang dijual perusahaan harus menurunkan harga jual.
Penurunan harga jual menyebab kan penerimaan total berkurang sebanyak luas.
Daerah segiempat A. Penambahan jumlah output menambah TR seluas daerah segiempat
B. Dengan demikian MR= -A + B yang nilainya lebih kecil dari harga. Penjelasan
yang sama dapat diterapkan bila perusahaan bergerakke P3, P4 danseterusnya.
Karena itu kurva MR berada dibawah kurva harga (permintaan).
Dalam pasar persaingan sempurna kurva TR berbentuk garis lurus dimulai
darititik (0,0). Dalam pasar monopoli besarnya TR sangat bergantung pada besarnya
elastisitas harga.
a.
Jika elastisitas harga lebih besar dari satu (elastis), untuk menambah
output 1%, harga diturunkan lebih kecil dari 1%. Akibatnya TR naik yang berarti
MR positif.
b.
Jika elastisitas harga sama dengan satu, untuk menambah output 1%,
harga harus diturunkan 1% juga. TR tidak bertanbah, yang artinya MR=0 saat itu nilai
TR maksimum.
c.
Jika elastisitas harga lebih kecil dari satu (inelastis), untuk menaikan
output 1%, harga harus diturunkan lebih dari 1%. Akibatnya TR turun, yang
artinya MR<0 (negatif)
2.2.3. Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Sebagaimana
halnya perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan
monopoli juga harus menyamakan MR dengan MC agar mencapai laba maksimum.[1]
2.2.4. Keseimbangan
Perusahaan Dalam Jangka Panjang
Perusahaan
monopoli tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan jangka panjang,
selama dalam jangka pendek memperoleh laba maksimum. Dalam pasar persaingan
sempurna, laba super normal akan menarik perusahaan lain untuk masuk kedalam
industri sehingga dalam jangka panjang perusahaan lain hanya menikmati laba
super normal, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan
monopoli hanya akan kehilangan laba super normal jangka panjang,bila tidak
mampu mempertahankan daya monopolinya. Hal tersebut dapat saja terjadi,
terutama jika perusahaan lalai melakukan riset dan pengembangan untuk
memperoleh teknologi yang meningkatkan efdesiensi produksi. Akibat posisi
perusahaan tergantikan oleh perusahaan lain yang mampu menghasilkan atau
menfaatka teknologi produksi yang lebih efisien.hal tersebut terjadi pada
perusahaan-perusahaan jam tangan dinegara swiss. Karena menolak memafaatkan
teknologi digital, mereka kehilangan kemampuan monopolinya. Saat ini, daya
monopoli pembuatan jam tangan dikuasai perusahaan-perusahaan jam di jepang,
yang mau memanfaatkan teknologi digital. Keseimbangan dalam jangka panjang akan
menjadi masalah bila dalam jangka pendek perusahaan mengalami kerugiaan.
Diagram 9.5.a menunjukkan perusahaan monopolis yang mengalami kerugian dalam
jangka pendek. Namun karena biaya rata-rata variabel masih lebih besar dari
harga (AVC>P) untuk smentara perusahaan masih dapat beroperasi. Bila ingin
mempertahankan eksistensinya dalam jangka panjang, perusahaan harus berupaya
mencapai laba. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melakukan efesiensi
agar biaya produksi menjadi lebih murah. Dalam diagram 9.5.b ditunjukka dengan
menurunnya kyrva AC(AC – AC). Karena sekarang biaya rata-rata lebih kecil daru
pada harga (AC AC ,yang artinya perusahaan memperileh laba (Diagram 9.5.c)
tentu saja cara yang terbaik adalah melakukan peningkatan efesiensi sekaligus
meningkatkan permintaan. Referensi : Prathama Raaahardja, Mandala Manurung [2]
2.2.5. Daya Monopoli (Monopoly Power)
Daya Monopoli (Monopoly Power) yaitu kemampuan perusahaan melakukan
eksploitasi pasar dalam rangka mencapai laba maksimum hanyalah sebatas
kemampuan mengatur jumlah output dan harga. Daya monopoli dikatakan makin besar
bila keputusan harga dan output perusahaan makin sulit dilawan ooleh pasar. Lerner
mengukur kemampuan perusahaan berlandaskan permintaan yang dihadapi perusahaan
dengan menghitung angka indeks, yang dikenal sebagai indeks Lerner (Lerner
Index).
L= (P-MC)
P
Ket: L = indeks Lerner
P =
harga output
MC =
biaya marjinal
Dari persamaan diatas daya monopoli makin besar bila nilai Indeks
Lerner makin besar. Indeks Lerner mempunyai nilai antar 0 dan 1. Dalam pasar
persaingan sempurna daya monopoli adalah nol, karena dalam keseimbangan harga
sama dengan biaya marjinal. Besarnya
nilai inddeks lerner dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a.
Elastisitas Harga Permintaan (Elastisitas Harga)
Dalamm
pasar persaingan sempurna, elastisitas harga permintaan tak tak terhingga. Laba
maksimum tercapai bila P=MC. Karena itu dalam pasar persaingan sempurna nilai L
sama dengan nol. Perusahaan tidak memiliki daya monopoli (pricee taker). Makin
inelastis permintaan, makin besar nilai L atau daya monopoli.
b.
Jumlah Perusahaan Dalam Pasar
Makin sedikit jumlah perusahaan, daya monopoli makin besar. Dalam
pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan banyak sekali, sehingga konsumen
leluasa memilih produsen. Permintaan elastis sempurna, sehingga nilai L sama
dengan nol.
c.
Interaksi Antar Perusahaan
Makin solid interaksi antarperusahaan, makin besar daya monopoli.
Dalam pasar persaingan sempurna, karena jumlah perusahaan sangat banyak, amat
sulit melakukan konsolidasi untuk mencapai kekuatan monopoli. Makinn sedikit
jumlah perusahaan, makin mudah melakukan konsolidasi (interaksi). Karena itu
struktur pasar yang berpotensi besar untuk memiliki daya monopoli besar adalah
oligopoli.
Indeks lerner
bukanlah indeks laba (profit index).
Sebab laba berkaitan dengan biaya rata-rata. Walaupun memiliki daya
monopoli yang besar (nilai L besar), tanpa efisiensi perusahaan akan mengalami
kerugian.
2.2.6. Monopoli Alamiah (Natural Monopoly)
Perusahaan yang
memiliki daya monopoli alamiah (natural monopoly) disebut monopolis
alamiah. Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka panjang
yang menurun (negative slope). Makin besar output yang dihasilkan makin
rendah biaya rata-rata. Ini dimungkinkan karena perusahaan memiliki kurva biaya
marjinal (MC) yang juga menurun dan berada di bawah kurva AC. Perusahaan
memiliki tingkat efisiensi yang makin tinggi, bila skala produksi diperbesar.
Perusahaan seperti ini mampu melakukan eksploitasi pasar, dilihat dari makin
besarnya selisih harga jual debgab biaya marjinal. Diangram dibawah ini
menunjukkan hal tersebut, dimna titik perpotongan kurva MC dengan MR (titik A)
jauh di bawah harga jual (titik B).
Perusahaan
hanya akan mampu memiliki daya seperti dia tas bila dalam jangka panjang mampu
meningkatkan efisiensi melalui pengembangan teknologi, manajemen, dan sumber
daya manusia. Perusahaan yang memiliki kekuatan monopoli alamiah, tidak selalu
diawali kekuatan teknologi. Sebaliknya perusahaan pada awalnya memiliki
kemampuan teknis, dapat kehilangan kemampuan monopoli dan tidak mampu menjadi
monopolis alamiah (kasus industri jam tangan swiss)
Di Indonesia,
salah satu perusahan yang sangat kuat dalam bidang industri pengolahan makanan
adalah Group Salim. Misalnya saja, perusahaan ini menguasai lebih dari 90 %
produk makanan berbahan baku terigu (mie instant). Kemampuan monopoli
natural Salim Group pada awalnya bukan kemampuan teknis. Sebab pemilik
perusahaan (Sudono Salim) memulai usahanya sebagai pedagang, yang sekitar 30
tahun lalu memperoleh hak monopoli perusahaan pengolah tepung terigu,
Bogasari). Hak monopoli tersebut adalah monopoli legalistis (legal monopoly).
Laba yang diperoleh dari hak monopoli tersebut digunakan untuk membeli
teknologi modern, membayar manajer dan SDM yang tangguh, sehingga akhirnya
perusahaan memilih kemampuan monopoli alamiah.
2.2.7. Pengaturan
Perusahaan Monopoli (Monopoly Regulation) danMasalahnya
a. Pengaturan
harga (Price Regulaton)
Kebijakan
menetapkan tingakharga
maksimum(ceiling price) bagi perusahaan monopoli. Diagram 9.9 keseimbangan perusahaan monopolis tercapai pada saat jumlahoutput Qmdan
hargajualPm per unit.
Diagram 9.10
Dilemapengaturanmonopoli semakin
terasa jika perusahaan adalah monopolis
alamiah. Sampaibatas Qm, harga
ditetapkan sebesar Pm, perusahaan menikmati laba
supernormal seluas daerahsegi empatPpPmEF.
2.2.8. AspekPositifMonopoli
(Monopoly Benefits)
Monopoli memang
dapat menimbulkan kerugian (biaya sosial), namun tidaklah selalu merugikan.
Setidak-tidaknya ada beberapa manfaat monopoli yang perlu di pertimbangkan
a.
Monopoli, Efisiensi, Dan Pertumbuhan Ekonomi
Dibandingkan
dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan
monopolis mempunyai kelebihan, yaitu mampu mengakumulasi laba super normal
dalam jangka panjang. Kemampuan ini sangat dibutuhkan agar mampu membiayai
riset dan pengembangan dalam rangka mendapatkan teknologi baru atau
menyempurnakan teknologi yang sudah ada, guna meningkatkan efisiensi. Dengan
peningkatkan efisiensi, dari sejumlaah faktor produksi yang sama dihasilkan output
yang lebih besar. Dengan kata lain, jika monopoli dikelola dengan baik akan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Joseph Schumpeter: “Justru
industri-industri yang bersifat monopolistislah yang ternyata menunjukkan suatu
dinamika untuk berkembang lebih besar.
b.
Monopoli dan Efisiensi Pengadaan Barang Publik
Tidak semua
barang dapat disediakan secara efisien lewat pasar. Barang itu umumnya dikenal
sebagai barang publik (public goods). Harus diakui juga bahwa barang
public dapat menimbulka eksternalitas menguntungkan yang memacu kegiatan
ekonomi terutama investasi. Adanya investasi memungkinkan pertumbuhan ekonomi.
Sayangnya pengadaan barang public hanya efisien dalam skala sangat besar.
Contohnya, pengadaan jalan raya, pelabuhan laut, transportasi, telekomunikasi
dan air minum. Karena efisien jika dilakukan dalam skala besar, perusahaan
harus mendapatkan hak monopli (legal monopoly). Dalam jangka panjang
diharapkan mampu menjadi monopolis alamiah yang memproduksi barang publik
dengan harga murah.
c.
Monopoli dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Perusahaan
monopolis jika dibiarkan memang dapat merugikan karena mem-produksi barang
lebih sedikit dan menjual lebih mahal. Namun dalam pembahasan
tentang diskriminasi harga maupun kebijakan pengaturan harga dua tingkat (two
tier pricing), monopoli dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kebijakan diskriminasi harga memungkinkan masyrakat kelas bawah
yang menganggap rekreasi merupakan barang mewah, menikmati rekreasi pada
saat-saat tertentu dengan harga lebih murah. Kebijakan harga dua tingkat
memungkinkan dilakukannya peningkatan output melalui subsidi silang.
Yang menarik
adalah dengan menggunakan kedua kebijakan tersebut diatas, peningkatan
kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan tanpa merugikan perusahaan. Seab
perusahaan masih dapat menikmati laba super normal.