Tugas Kelompok
PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ekonomi Mikro Islam
Dosen Pengampu:
Nurlaili, S.Ag., M.A
Disusun
oleh :
Kelompok 1
Aci
Harningsih 1421040005
Audina
Agta Lianda 1421040262
Fransiska
Dini S. 1421040085
Ike
Widiyasari 1421040096
M.
Oki Octavian 1421040323
Mukhlis Fikrian 1421040338
PROGRAM
STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1437
H / 2015 M
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem ekonomi yang dikenal oleh masyarakat secara global
adalah sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Sistem kapitalis dipengaruhi oleh
semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas.
Usaha kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi
kebutuhan. Kebebasan
ini mengakibatkan tingginya persaingan diantara sesamanya untuk bertahan.
Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain: kebebasan
memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta
ketimpangan ekonomi.
Sedangkan sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan
kemakmuran bersama. Filosofi ekonomi sosialis, adalah bagaimana bersama-sama
mendapatkan kesejahteraan. Ciri-ciri ekonomi sosalis diantaranya: pemilikan
harta oleh negara, kesamaan ekonomi, dan disiplin politik.
Selain dikenal dua sistem ekonomi tersebut yaitu
kapitalis dan sosialis, masyarakat juga mengenal sistem ekonomi lainnya, yaitu sistem ekonomi islam, yang sebenarnya telah ada sejak 14 abad yang lalu.
Pemikiran ekonomi islam diawali sejak Nabi Muhammad
SAW
dipilih sebagai seorang Rasul. Sistem ekonomi islam,
lebih berkaitan dengan bangunan masyarakat yang perilakunya lebih didasarkan
atas sumber islam, al-Qur’an dan al-Hadits. Sistem ekonomi islam dapat
dipraktekan oleh masyarakat manapun juga. Prinsip dasar ekonomi islam adalah
kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang
wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan, dan
kesejahteraan individu dan masyarakat.
Perbedaan
antara Ekonomi Islam dengan Konvensional bukan hanya pada hal-hal yang
aplikatif, namun terdapat pebedaan yang mendasar secara falsafah yang digunakan
pun telah berbeda. Oleh sebab itu, pemahaman tentang perbedaan kedua sistem ini
sangat diperlukan, untuk mengetahui dan menentukan sistem ekonomi yang paling
baik untuk diaplikasikan dalam kehidupan kita. Karena kehidupan manusia selalu
berkaitan dengan permasalahan ekonomi, baik untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan, maupun sebagai media untuk melakukan ibadah.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan hal-hal
yang telah dikemukakan dalam latar belakang untuk memudahkan dalam pembahasan
agar tidak terlalu meluas dan dapat tepat sasaran yang akan dibahas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dari sistem ekonomi?
2.
Bagaimana
sistem ekonomi kapitalis?
3.
Bagaimana
sistem ekonomi sosialis?
4.
Bagaimana
sistem ekonomi Islam?
5.
Seperti
apa perbedaan sistem ekonomi kapitalis, sosialis dan Islam?
6.
Sistem
ekonomi seperti apa yang cocok untuk kondisi saat ini?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Menjelaskan pengertian sistem ekonomi
2.
Menjelaskan bagaimana sistem ekonomi kapitalis
3.
Menjelaskan bagaimana sistem ekonomi sosialis
4.
Menjelaskan bagaimana sistem ekonomi Islam
5.
Menjelaskan perbedaan sistem ekonomi kapitalis, sosialis
dan Islam
6.
Menjelaskan
sistem ekonomi yang cocok untuk kondisi saat ini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem
Ekonomi
Menurut Gregory
Grossman (1984), yang dimaksud dengan sistem ekonomi adalah:
“Sekumpulan komponen-komponen
atau unsur-unsur yang terdiri dari atas unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta
lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi
melainkan juga sampai tingkat tertentu yang saling menopang dan memengaruhi.”[1]
B.
Sistem Ekonomi Kapitalis
Sistem ekonomi
kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan atau faktor-faktor
produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta.[2]
Menurut Milton H. Spencer, penulis buku Contemporary Economics (1977), kapitalis
merupakan sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik individu (private ownership) atas alat-alat
produksi dan distribusi dan pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi
yang kompetitif.
Pada sistem
ekonomi ini terdapat keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki sumber daya, seperti kompetisi antar
individu dalam memenuhi
kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan. Prinsip “Keadilan” yang dianut oleh ekonomi
kapitalis adalah setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya. Dalam hal ini
campur tangan pemerintah
sangat minim, sebab pemerintah berkedudukan sebagai “Pengamat” dan “Pelindung” dalam perekonomian
1.
Tokoh Pendiri Sistem Ekonomi Kapitalis
a.
Adam Smith (1723-1790)
Lahir di
Kirkcaldy, Skotlandia. Ayahnya adalah pengacara dan pengawas keuangan bea
nasabah. Di usianya yang ke-14, Adam Smith belajar di Universitas Glasgow. Di
tempat tersebut ia belajar filsafat moral, matematika dan ekonomi politik.
Banyak karya monumentalnya yang menjadi rujukan ekonom setelahnya bahkan sampai
sekarang. Dua karya monumental yang berbicara tentang mekanisme pasar adalah The Thory of Moral Sentiments sebagai
karya pertamanya yang terbit (1759) disusul An
Inquiry Into The Nature And Causes Of The Wealth of Nations[3]
atau lebih dikenal sebagai Wealth of
Nations (1776), buku yang meneguhkan ketokohan Adam Smith sebagai Founding Father ekonomi kapitalis.
Adam Smith memandang
bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible
hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau
kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai
pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.[4]
2.
Pilar-Pilar Sistem Ekonomi Kapitalis
a.
Hak milik swasta (Private Property)
Merupakan elemen pokok dari kapitalisme yang menjamin
bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mencapai barang-barang ekonomi dan
sumber-sumber daya melalui cara yang legal, mengadakan perjanjian-perjanjian
sehubungan dengan penggunannya dan apabila perlu menjualnya, kekayaan merupakan
hak alamiah terlepas dari kekuasaan Negara.
b.
Dibina
oleh tangan yang tak terlihat (the
invisible hand)
Untuk mencapai hal yang terbaik untuk masyarakat, setiap
individu dalam sebuah masyarakat kapitalistik dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan
ekonomi sehingga ia akan bertindak sedemikian rupa untuk mencapai kepuasan
terbesar dengan pengorbanan atau biaya yang sekecil-kecilnya.
c.
Individualisme
ekonomi (laissez faire)
Pernyataan ini menjadi kata kunci kapitalisme. Dalam
arti bahwa tiadanya intervensi pemerintah akan menyebabkan timbulnya
individualisme ekonomi dan kebebasan ekonomi. Intervensi pemerintah dibatasi
pada aktivitas-aktivitas tertentu.
d.
Persaingan
dan pasar bebas (free market competition)
Prinsip
bekerjanya mekanisme pasar menyebabkan terjadinya persaingan. Persaingan
terjadi antara penjual barang-barang yang serupa untuk menarik pembeli; antara
pembeli untuk mencapai barang-barang yang mereka inginkan; antara pekerja untuk
memperoleh pekerjaan, antara pihak majikan untuk memperoleh pekerja, antara
pembeli dan penjual sumber-sumber daya untuk mencapai syarat yang
sebaik-baiknya.
3.
Kerangka
Dasar Sistem Ekonomi Kapitalis
a.
Kelangkaan
Kelangkaan terjadi karena adanya benturan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan terbatasnya barang-barang ekonomi
yang tersedia. Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Usaha
menjembatani hal tersebut adalah dengan jalan menambah jumlah produksi barang
dan jasa sebanyak-banyaknya agar kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat
diperkecil. Dari adanya masalah kelangkaan, para pakar ekonomi merumuskan 3
pokok permasalahn ekonomi secara sederhana, yakni:
1)
Barang apa yang harus diproduksi dan berapa
banyak?
Pertanyaan barang apa yang harus
diproduksi bermakna barang apa yang harus disediakan? Berapa banyak agar
kesejahteraan masyarakat meningkat?
2)
Bagaimana cara memproduksinya?
Jawaban permasalahan yang kedua ini
adalah menyangkut tentang tehnik produksi. Yaitu bagaimana mengkombinasikan
faktor-faktor produksi untuk mendapatkan output yang optimal
3)
Untuk siapa barang dan jasa diproduksi?
Pertanyaan ini berdimensi keadilan
dan pemerataan.
b.
Pandangan tentang nilai (value) barang.
Nilai merupakan suatu sarana untuk melihat faedah
suatu barang dan jasa, juga untuk menentukan kemampuan produsen dan konsumen.
Ada dua kategori tentang nilai barang dan jasa yaitu yang berkaitan dengan
nilai kegunaan suatu barang bagi individu yang disebut nilai guna (utility
value), dan yang berkaitan dengan
nilai suatu barang terhadap barang lainnya disebut nilai tukar (exchange
value).
c.
Peranan harga dalam sistem ekomi kapitalis.
1)
Peranan harga
dalam produksi
Dalam
bidang produksi, harga menentukan siapa saja produsen yang boleh masuk dalam
area produksi dan siapa saja yang tidak boleh masuk atau keluar dari area
produksi. Mekanisme ini mengakibatkan kepemilikan produksi dalam sistem ekonomi
kapitalis ditentukan oleh kekuatan modal yang dimiliki para produsen, sehingga
rakyat lemah yang tidak memiliki kemampuan modal akan terlempar dari area
produksi dan akhirya menjadi masyarakat pinggiran (marginal society).
2)
Peranan harga
dalam konsumsi
Dalam
bidang konsumsi, harga merupakan alat pengendali yang menentukan kemampuan
konsumen dalam memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginannya.
3)
Peranan harga
dalam distribusi
Stuktur
harga sebagai titik pertemuan antara penawaran produsen dan permintaan konsumen
merupakan metode distribusi dalam sistem ekonomi kapitalis. Pertemuan antara
tingkat harga yang berlaku di pasar dengan keputusan konsumen untuk membeli
barang dan jasa merupakan sarana penyaring mana barang yang laku dan tidak
laku.[5]
4.
Kelebihan dan Kekurangan Ekonomi
Kapitalis
a.
Kelebihan ekonomi kapitalis
1)
Penganut
mazhab kapitalis menyatakan bahwa kebebasan ekonomi
dapat membuat masyarakat memiliki banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
2)
Persaingan
bebas di antara individu akan mewujudkan tahap “produksi“ dan tingkat “harga“
pada tingkat yang wajar dan akan membantu mempertahankan penyesuaian yang
rasional di antara kedua variabel. Persaingan akan mempertahankan keuntungan
dan upah pada tingkat yang sederhana.
3)
Para ahli
ekonomi kapitalis menyatakan bahwa motivasi untuk mendapatkan keuntungan
merupakan tujuan yang terbaik, sebanding dengan tujuan untuk memaksimumkan
hasil.[6]
b.
Kelemahan ekonomi kapitalis
1)
Persaingan
bebas yang tidak terbatas, mengakibatkan banyak keburukan dalam masyarakat apabila
ia mengganggu kapasitas kerja dan sistem ekonomi serta munculnya semangat
persaingan diantara individu. Sebagai contoh hak individu yang tidak terbatas
untuk memiliki harta mengakibatkan distribusi kekayaan yang tidak seimbang
dalam masyarakat dan pada akhirnya akan merusak sistem perekonomian.
2)
Adanya
perbedaan yang radikal (jelas) antara hak-hak majikan dan pekerja, penerima
upah tidak mempunyai kesempatan yang sama dengan saingannya, sehingga
ketidakadilan ini memperdalam gap
(jurang) antara yang kaya dan miskin.
3)
Sistem
ekonomi kapitalis, disatu pihak memberikan seluruh manfaat produksi dan
distribusi di bawah penguasaan para ahli, yang mengesampingkan masalah
kesejahteraan masyarakat banyak dan membatasi mengalirkan kekayaan di kalangan
orang-orang tertentu saja. Di pihak lain menjamin kesejahteraan semua pekerja
(yang merupakan sebagian faktor produksi) kepada beberapa orang yang hanya
mementingkan diri sendiri.[7]
C.
Sistem
Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis merupakan bentuk resistensi dari
sistem ekonomi kapitalis yang dituding sebagai penyebab tidak tercapainya
kesejahteraan yang merata. Jika sistem ekonomi
kapitalis
sepenuhnya
menyerahkan siklus ekonomi pada mekanisme pasar yang berkembang. Maka dalam sistem
ekonomi sosialis, pemerintah
mempunyai andil besar dalam mengatur roda perekonomian di sebuah negara. Mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pengawasan terhadap rantai perekonomian
masyarakat.
1.
Tokoh Pendiri Sistem Ekonomi Sosialis
b.
St. Simon
Claude
Henri de Rouvroy Comte de Saint Simon. Lebih dikenal Henri de Saint Simon.
Lahir 17 Oktober 1760 di Paris, Prancis, daerah pinggiran miskin namun dari
keluarga terkemuka. Ayahnya putra kedua Louis-Francois de St. Simon seorang tentara.
Saint Simon dididik secara privat oleh para tutor pribadinya, dan belajar
otodidak. Usia 17 tahun ikut pendidikan militer kemudian bertugas koloni
Perancis di Amerika, sebagai kapten artileri di Yorktown tahun 1781.
Dipandang sebagai
bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya
sarana¬sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara.
a.
Karl Marx
Lahir di Trier,
Jerman 5 Mei 1818. Berasal dari keluarga Yahudi kelas menengah, Marx kuliah
ilmu hukum di universitas Bonn. Setahun kemudian pindah ke universitas Berlin
untuk belajar filsafat. Pada usia 23 tahun ia meraih gelar doktor filsafat.
Gagal menjadi dosen, Marx muda kemudian menjadi wartawan dan akhirnya lebih
banyak menjadi aktivis politik dan penulis.
Karl
Marx yang merupakan sosialis radikal yang memiliki pandangan bahwa hak
individual harus dihapus, termasuk hak kepemilikan tanah. Di samping itu kaum
tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju
masyarakat sosialis sejati. Marx berpendapat demikian karena faham dialekti
materialismenya, yang menganggap bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan
oleh factor-faktor produksi dan penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar
yang selama ini diperas oleh kaum kapitalis.
2.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis
a.
Pemilikan harta oleh Negara
Seluruh bentuk
produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak
individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.
b.
Kesamaan ekonomi
Sistem ekonomi sosialis
menyatakan bahwa, hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip
kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan
masing-masing.
c.
Disiplin politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh,
yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi
serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat
untuk lebih menggefektifkan praktek sosialisme.
3.
Ciri- Ciri
Ekonomi Sosialis
a.
Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sebagai
individu-individu fiksi belaka. Dan tidak adanya pengakuan atas hak-hak pribadi
(individu) dalam sistem sosialis.
b.
Peran pemerintah sangat kuat
Pemerintah bertindak aktif mulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Alat-alat produksi dan
kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
c.
Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat
sosialis) dan Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran
individualisme (masyarakat kapitalis).
4.
Kelemahan dan Kelebihan Ekonomi Sosialis
a.
Kelemahan ekonomi sosialis:
1)
Sulit melakukan transaksi
2)
Membatasi kebebasan
3)
Mengabaikan pendidikan moral
b.
Kelebihan ekonomi sosialis
1)
Disediakannya kebutuhan pokok
2)
Didasarkan perencanaan Negara
D. Sistem
Ekonomi Islam
M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul
“Teori dan Praktik
Ekonomi Islam” menyatakan bahwa ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam.
Sementara itu, H. Halide berpendapat bahwa yang di maksud dengan ekonomi islam
ialah kumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang dii simpulkan dari Al-Qur’an dan
sunnah yang ada hubungannya dengan urusan ekonomi (dalam Daud Ali, 1988:3).
Secara umum, Ekonomi Islam didefinisikan sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meneliti, dan akhirnya
menyelesaikan permasaahan-permasalahan ekonomi dengan cara Islami[9]
yang bersumber dari Al-Quran,
As-Sunnah. ijma’ dan qiyas.
Karena
didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam tentu
saja akan berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ajaran
kapitalisme, dan juga berbeda dengan sistem ekonomi sosialis yang didasarkan
pada ajaran sosialisme. Memang, dalam beberapa hal, sistem ekonomi Islam
merupakan kompromi antara kedua sistem tersebut, namun dalam banyak hal sistem
ekonomi Islam berbeda sama sekali dengan kedua sistem tersebut. Sistem ekonomi
Islam memiliki sifat-sifat baik dari kapitalisme dan sosialisme, namun terlepas
dari sifat buruknya.
1.
Tokoh-Tokoh Pemikiran Ekonomi Islam
a.
Ibnu
Khaldun (732-808
H/1332-1404 M)
Secara
umum Ibn Khaldun sangat menekankan pentingnya suatu sistem pasar yang bebas. Ia menentang intervensi
negara terhadap masalah ekonomi dan percaya akan efensiensi sistem pasar bebas.
Ia juga telah membahas tahap-tahap pertumbuhan dan penurunan perekonomian
dimana dapat saja berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Ia juga
menekankan pentingnya demand side economics khususnya pengeluaran
pemerintah, sebagaimana pandangan Keynesian, untuk mencegah kemerosotan bisnis
dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi kemerosotan ekonomi, pajak harus
dikurangi dan pemerintah harus meningkatkan pengeluarannya untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi.
b.
Abu Yusuf (113-182 H/731-798
M)
Abu Yusuf
menekankan pentingnya prinsip keadilan, kewajaran dan penyesuaian terhadap
kemampuan membayar dalam perpajakan, serta perlunya akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan negara. Ia juga membahas teknik dan sistem pemungutan
pajak, serta perlunya sentralisasi pengambilan keputusan dalam administrasi
perpajakan. Menurutnya, negara memiliki peranan besar dalam menyediakan barang
atau fasilitas publik, yang dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi, seperti:
jalan, jembatan, bendungan, dan irigasi. Dalam aspek mikro ekonomi, ia juga
telah mengkaji bagaimana mekanisme harga bekerja dalam pasar, kontrol harga,
serta apakah pengaruh berbagai perpajakan terhadapnya.[10]
2.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
a.
Nilai-nilai Universal: Teori Ekonomi
Nilai-nilai
ini menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teroi Ekonomi Islami,
rinciannya:
1)
Tauhid
(Keesaan Tuhan)
Tauhid adalah fondasi ajaran Islam. Ini
bermakna bahwa segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan
sengaja oleh Allah SWT, bukan kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan diciptakannya manusia adalah
untuk beribadah kepada-Nya. Karena kepada-Nya kita akan mempertanggungjawabkan
segala perbuatan kita, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.
2)
‘Adl
(Keadilan)
Dalam banyak
ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berbuat adil. Dalam Islam adil
didefinisikan sebagai ‘tidak menzalimi dan tidak dizalimi.” Implikasinya
ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak boleh untuk mengejar
keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam. Tanpa
keadilan, manusia akan terkelompok-kelompok dalam berbagai golongan.[11]
3)
Nubuwwah
(Kenabian)
Fungsi Rasul adalah untuk menjadi
model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapat keselamatan dunia dan
akhirat. Untuk umat Muslim, Allah telah mengirimkan “manusia model” yang
terakhir dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman, Nabi Muhammad SAW.
Sifat-sifat utama sang model yang harus diteladani oleh manusia pada umumnya
dan pelaku ekonomi dan bisnis pada khususnya adalah Siddiq (benar, jujur), Amanah (tanggung jawab, kepercayaan,
kredibilitas), Fathanah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektual), dan Tabligh
(komunikasi, keterbukaan, pemasaran).
4)
Khilafah
(Pemerintah)
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman
bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah dibumi. Artinya, untuk menjadi
pemimpin dan pemakmur bumi. Oleh karena itu, pada dasarnya setiap manusia
adalah pemimpin. Dalam islam, pemerintah memainkan peranan yang kecil, tetapi
sangat penting dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian
agar berjalan sesuai syariah, dan untuk memastikan supaya tidak terjadi
pelanggaran terhadap hak-hak manusia.
5)
Ma’ad
(Hasil)
Walaupun sering kali diterjemahkan
sebagai “kebangkitan”, tetapi secara harfiah ma’ad berarti “kembali”. Karena
kita semua akan kembali kepada Allah. Hidup manusia bukan hanya didunia, tetapi
harus berlanjut hingga alam akhirat. Ma’ad diartikan juga sebagai
imbalan/ganjaran. Implikasi nilai ini dalam kehidupan ekonomi dan bisnis
misalnya, diformulasikan oleh Imam Al-Ghazali yang menyatakan bahwa motivasi
para pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan laba dunia dan akhirat.
b.
Prinsip-prinsip Derivatif: Ciri-ciri
Sistem Ekonomi Islam
1)
Multitype ownership (kepemilikan multijenis)
Prinsip ini adalah terjemahan dari
nilai tauhid: pemilik primer langit, bumi dan seisinya adalah Allah, sedangkan
manusia diberi amanah untuk mengelolanya. Jadi manusia dianggap sebagai makhluk
sekunder. Dengan demikian, konsep kepemilikan swasta diakui, dan kepemilikan
Negara dan nasionalisasi juga diakui. Sistem kepemilikan campuran juga mendapat
tempat dalam islam, baik campura swasta-negara, swasta domestik-asing, atau
Negara asing. Semua konsep ini berasal dari filosofi, norma dan nilai-nilai
islam.
2)
Freedom to act (kebebasan bertindak/berusaha)
Dari keempat nilai-nilai Nubuwah
diatas, bila digabungkan dengan nilai keadilan dan nilai Khalifah (good governance) akan melahirkan prinsip
freedom to act pada setiap Muslim,
khususnya pelaku bisnis dan ekonomi. Freedom
to act bagi setiap individu akan menciptakan mekanisme pasar dalam
perekonomian. Karena itu, mekanisme pasar adalah keharusan dalam Islam, dengan
syarat tidak ada distorsi (proses penzaliman) seperti mafsadah (segala yang merusak), riba,
gharar, tadlis dan maysir.
3)
Social Justice (Keadilan sosial)
Dalam islam, keadilan diartikan
dengan suka sama suka (antarraddiminkum)
dan satu pihak tidak menzalimi pihak lain (latazlimuna
wa la tuzlamun). Islam menganut sistem mekanisme pasar, namun tidak
semuanya diserahkan pada mekanisme harga. Karena segala distorsi yang muncul
dalam perekonomian tidak sepenuhnya dapat diselesaikan, maka Islam
memperbolehkan adanya beberapa intervensi, baik berupa intervensi harga maupun
pasar. Selain itu, islam juga melengkapi perangkat berupa instrumen kebijakan
yang difungsikan untuk mengatasi segala distorsi yang muncul.[12]
c.
Akhlak: Perilaku Islami dalam
Perekonomian
Sistem ekonomi Islami hanya memastikan bahwa
tidak ada transaksi ekonomi yang bertentangan dengan syariah. Tetapi kinerja
bisnis tergantung pada man behind the gun-nya.
Karena itu pelaku ekonomi dalam kerangka ini dapat saja dipegang oleh umat
non-Muslim. Perekonomian umat Islam baru dapat maju bila pola piker dan pola
tingkah laku Muslimin dan Muslimat sudah itqan
(tekun) dan ihsan (profesional).
Ini mungkin salah satu rahasia Nabi SAW: ”Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak.” Karena akhlak (perilaku) menjadi indikator baik
buruknya manusia. Baik buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan
sukses gagalnya bisnis yang dijalankannya.[13]
3.
Ciri-ciri Ekonomi Islam
a.
Aqidah
sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi
b.
Syari’ah
sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
c.
Akhlak
berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi
4.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Islam
a.
Kelebihan Sistem Ekonomi Islam
1)
Menjunjung kebebasan individu
2)
Mengakui hak individu
terhadap harta
3)
Jaminan sosial
4)
Distribusi kekayaan
5)
Larangan menumpuk
kekayaan
6)
Kesejahteraan individu
dan masyarakat
b.
Kelemahan Sistem ekonomi Islam
Secara global kelemahan sistem ekonomi Islam dapat
dilihat dari beberapa faktor sebagai berikut:
1)
Lambatnya perkembangan
literatur ekonomi Islam
2)
Praktek ekonmi konvensional lebih dahulu
dikenal
3)
Tidak ada representasi ideal negara yang
menggunakan sistem ekonmi Islam
4)
Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam
kurang
5)
Pendidikan masyarakat yang materialisme[14]
E.
Perbedaan Konsep Ekonomi Kapitalis, Sosialis
dan Islam
Konsep
|
Kapitalis
|
Sosialis
|
Islam
|
Sumber Kekayaan
|
Sumber kekayaan sangat langka
|
Sumber kekayaan sangat langka
|
Sumber kekayaan alam semesta dari
Allah swt.
|
Kepemilikan
|
Setiap pribadi dibebaskan untuk
memiliki semua kekayaan yang diperolehnya.
|
Sumber kekayaan di dapat dari
perberdayaan tenaga kerja (buruh)
|
Sumber kekayaan yang kita miliki
adalah titipan dari Allah swt.
|
Tujuan Gaya Hidup Perorangan
|
Kepuasan pribadi
|
Kesetaraan penghasilan di antara
kaum buruh
|
Untuk mencapai kemakmuran di dunia
dan di akhirat.
|
Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan
harus di peroleh dengan cara bekerja keras di mana setiap pribadi boleh
memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan hidup nya. Dalam
sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan. Terjadinya market (pasar) dan terjadinya demand and supply (mekanisme pasar) adalah
ciri khas dari ekonomi kapitalis.
Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber kekayaan itu
sangat langka dan harus di peroleh lewat pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di
semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya. Dalam sistem sosialis,
semua bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh negara. Tidak terciptanya
pasar dan tidak terjadinya mekanisme pasar, karena negara yang menyediakan
semua kebutuhan rakyatnya secara merata. Perumusan masalah dan keputusan
di tangani langsung oleh negara.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan,
semua kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada
kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di peroleh dengan cara yang halal,
untuk mencapai Falah (kesejahteraan
dunia dan akhirat). Dalam Islam yang ingin punya properti atau perusahaan
harus mendapatkannya dengan usaha yang keras untuk mencapai yang namanya
Islamic Legal Maxim, yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya
yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip syariah. Yang sangat
penting dalam transaksi Ekonomi Islam adalah tidak adanya unsur Riba
(tambahan) Maisir (judi) dan Gharar (ketidakpastian).[15]
F.
Solusi
Sistem Ekonomi Saat Ini
Krisis keuangan yang melanda Amerika
Serikat (AS) yang masih berlangsung hingga saat ini terus mengguncang
perekonomian global. Trauma akan krisis ekonomi di tahun 1929 (great depression)
kembali menghantui ‘Negeri Paman Sam’ tersebut. Kini, krisis tersebut
seakan-akan terulang kembali. Banyak saham-saham yang menjadi ikon Wall Street hancur berguguran. Efek
dari krisis ekonomi AS telah merambah ke negara-negara di Eropa dan Asia,
termasuk Indonesia.
Perusahaan-perusahaan besar mengalami
kebangkrutan, bank-bank internasional dan pemerintah diberbagai negara
mengucurkan dana dengan jumlah yang besar guna meredam guncangan krisis. Krisis
tersebut menunjukkan rapuhnya sistem ekonomi kapitalis yang dianut oleh
mayoritas negara-negara di dunia. Sistem ekonomi ini telah berevolusi menjadi
perekonomian yang didominasi oleh sektor moneter dimana flat money,
functional reserve requirement, dan interest menjadi pilar utamanya.
Sektor-sektor tersebut berhasil menciptakan transaksi derivatif, yakni
transaksi berbasis portofolio. Faktor inilah yang dapat memunculkan bubble economy, penyebab
utama krisis keuangan global saat ini.
Berkaca pada kegagalan ekonomi kapitalis, maka perlu dicari solusi,
sistem apa yang layak untuk kondisi saat ini dan seterusnya. Solusi yang pernah
dilontarkan oleh pakar ekonomi sebelumnya seperti Umer Chapra melalui bukunya The Future of Economics: an Islamic
Perspectives, adalah Ekonomi Islam.
Ekonomi Islam yang tujuan utamanya
ialah mencapai Falah (kejayaan dunia
dan akhirat) hadir
sebagai solusi utama dari sistem ekonomi konvensional yang dianggap
kurang kokoh dalam membentengi perekonomian dunia. Berikut adalah perbedaan
yang mendasar antara ekonomi islam dengan ekonomi konvensional:
1)
Ekonomi konvensional
mengenal masalah kelangkaan (scarcity). Sedangkan ekonomi islam (mazhab Baqr as-Shadr) tidak
mengenal kelangkaan kelangkaan, karena Allah membuat segala sesuatunya didunia
ini dengan tepat ukuran
2)
Ekonomi konvensional
berpijak pada materialisme dan sekulerisme. Sementara ekonomi islam berpijak
pada Al-Quran, As-Sunnah serta kajian para ulama.
3)
Ekonomi konvensional hanya
menguntungkan pihak tertentu saja. Sedangkan ekonomi islam menguntungkan semua
pihak, termasuk masyarakat kecil.
1.
Peran
Ekonomi Islam di Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara
berkembang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5%. Namun, catatan angka diatas
kertas tersebut berbanding jauh terhadap realita di lapangan. Dengan jumlah
penduduk sebanyak 259.940.857 jiwa, Indonesia masih memiliki warga yang
menganggur sebanyak 12,8 juta jiwa dengan pendapatan perkapita sebesar
US$3.542,9 yang masih tergolong rendah. Hal itu tentunya menjadi sebuah
fenomena yang cukup miris mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA
yang melimpah dan SDM yang cukup berkualitas. Ekonomi islam yang mulai
berkembang di Indonesia sejak tahun 1992 diharapkan dapat berperan penting guna
memecahkan permasalahan yang hingga sampai saat ini belum bisa diselesaikan.
Berikut merupakan peran-peran ekonomi islam yang dapat dijadikan potensi agar Indonesia
dapat menjadi negara yang maju.
a.
Instrumen zakat,
infaq, sodaqoh dan sebagainya merupakan icon instrument yang dapat mensejahterakan
‘wong cilik’. Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp. 100 triliun. Dari dana
tersebut, bangsa ini dapat membangun ratusan sekolah dan puluhan rumah sakit.
Selain itu, instrumen ini guna menjawab amanat Pancasila dan UUD 1945, yakni
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
b.
Penerapan konsep
jujur, adil, dan bertanggungjawab. Tujuannya agar tidak ada yang dirugikan
dalam kegiatan ekonomi dan menguntungkan semua pihak yang terlibat.
c.
Pelarangan riba
dengan menjadikan sistem bagi hasil (profit-loss sharing) sebagai
instrument keuangan utama.
2.
Mengapa Ekonomi Islam Perlu Diterpakan?
a.
Mayoritas masyarakat
Indonesia adalah muslim dengan persentase 85%.
b.
Ekonomi islam
bersifat universal (rahmatan lil alamin).
c.
Sudah banyak
masyarakat yang telah menggunakan/menerapkan sistem ekonomi islam, khususnya
perbankan syariah.
d.
Masyarakat telah
merasakan secara langsung manfaat dari pelaksanaan sistem ekonomi islam baik
secara individu maupun sosial.
Dengan menerapkan ekonomi islam, bukan
tidak mungkin Indonesia bahkan dunia dapat kebal dari krisis ekonomi dan dampak
yang dihasilkannya.[16]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Sistem
ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang aset-aset produktif dan atau
faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta.
Dipelopori oleh Adam Smith dengan buku The
Wealth of Nations –nya. Beberapa pemikirannya ialah, swasta dibebaskan
dalam hak kepemilikan, adanya The
Invisible Hand (mekanisme pasar). Peran pemerintah hampir ditiadakan (Lasiezz-Faire), dan pasar bebas (Free Market).
2.
Sistem
ekonomi sosialis merupakan bentuk resistensi dari sistem ekonomi kapitalis
yang dituding sebagai penyebab tidak tercapainya kesejahteraan yang merata. Dalam sistem ini, pemerintah
mempunyai andil besar dalam mengatur roda perekonomian di sebuah negara. Mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pengawasan terhadap rantai perekonomian
masyarakat. Melalui
tokoh terkemukanya, Karl Marx, sosialis bercirikan, mengedepankan kebersamaan
dan peran pemerintah sangatlah kuat.
3. Secara umum, sistem ekonomi Islam
didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk
memandang, meneliti, dan akhirnya menyelesaikan permasaahan-permasalahan
ekonomi dengan cara Islami yang bersumber dari Al-Quran, As-Sunnah.
ijma’ dan qiyas. Nilai-nilai
ekonomi islam, telah ada sejak jaman Rasulullah. Kerangka bangunan ekonomi
Islam terdiri dari lima nilai universal, yakni Tauhid, ‘Adl, ‘Nubuwwah,
Khilafah dan Ma’ad. Tiga nilai derivatif, yakni Multitype Ownership, Freedom
to Act dan Social Justice. Lalu, kesemuanya dipayungi oleh Akhlak
al-Karimah.
4. Kegagalan sistem konvensional, baik sosialis
maupun kapitalis, mengharuskan para pemikir ekonomi mencari solusi sistem yang
terbaik. Solusi yang pernah dilontarkan oleh pakar ekonomi sebelumnya seperti
Umer Chapra melalui bukunya The Future of
Economics: an Islamic Perspectives, adalah Ekonomi Islam. Karena, sudah
jelas bahwa ekonomi islam merupakan suatu sistem ekonomi yang sumbernya dari
Al-Qur’an dan Hadits. Tuntunan syariah-Nya yang bertujuan pada maslahah dan
falah manusia. Sistemnya yang manusiawi dan berorientasi pada kejayaan duniawi sekaligus
ukhrawi inilah yang menjadi intisari mengapa ekonomi islam dirasa sangat cocok
untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi saat ini.
B. Saran
Diharapkan makalah ini mampu memberikan informasi
mengenai perbandingan sistem ekonomi dan sistem
ekonomi seperti apa yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini. Yang nantinya dapat menambah wawasan pengetahuan
diantara para mahasiswa. Serta
di harapkan lebih
mengkaji dan memahami materi
mengenai perbandingan sistem ekonomi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Prathama
dan Manurung, Mandala, 2008. Pengantar
llmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Ed-3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Hambali,
Muhammad, 2009. Konsep Kapitalisme
Tentang Peran Negara Dibidang Ekonomi, [online] https://marx83.wordpress.com/2009/07/25/104/ (diakses tanggal 27
Oktober 2015 )
Agustiati,
2014, Sistem Ekonomi Kapitalisme. Jurnal Universitas Tadoluko,[online]http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2326, (diakses
tanggal 30 Oktober 2015)
Mannan, Adul M, 1995. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.
Sistem Ekonomi Sosialis, [online]
http://www.fimadani.com/sistem-ekonomi-sosialis/ (diakses tanggal 30 Oktober 2015)
Pusat
Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan
Bank Indonesia, 2014. Ekonomi Islam,
Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.
Adiwarman
A. Karim, 2014. Ekonomi Mikro Islam,
Jakarta: Rajawali Pers.
Sapar
Wadi, “Perbandingan Sistem Ekonomi” [online] http://saparwadii.blogspot.co.id/2015/03/perbandingan-sistem-ekonomi.html
(diakses tanggal 1 November 2015)
Raden Diky, “Ekonomi Islam Sebagai Solusi
Permasalahan Bangsa” [online] http://www.kompasiana.com/radendiky/peran-dan-peluang-ekonomi-islam-sebagai-solusi-permasalahan-bangsa-menghadapi-tantangan-ekonomi-konvensional_55184258a333114607b664aa (diakses tanggal 2 November 2015)
[1]Prathama
Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar
llmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Ed-3, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2008) Hlm. 464
[3]Muhammad Hambali,
“Konsep Kapitalisme Tentang Peran Negara Dibidang Ekonomi”, diakses dari https://marx83.wordpress.com/2009/07/25/104/
pada tanggal 27
Oktober 2015 pukul 23:39 WIB.
[4]Wikipedia, pada tanggal 27
Oktober 2015 pukul 23:23 WIB
[5]
Agustiati, 2014, “Sistem Ekonomi Kapitalisme”. Jurnal Universitas Tadoluko, http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/view/2326, 30
Oktober 2015
[6] M Abdul Mannan,
Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,
1995) Hlm. 315.
[7] Ibid., Hlm. 136
[8]
Diakses dari http://www.fimadani.com/sistem-ekonomi-sosialis/
pada tangal 30 Oktober 2015 pukul 15:52 WIB
[9]Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Bank Indonesia, op, cit., Hlm. 42-44
[11]Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2014) Hlm. 33-35
[12] Ibid., Hlm. 38-44
[14]Sapar Wadi, “Perbandingan Sistem
Ekonomi” diakses dari
http://saparwadii.blogspot.co.id/2015/03/perbandingan-sistem-ekonomi.html pada
tanggal 1 November 2015 pukul 21.35 WIB.
[16]Raden
Diky, “Ekonomi Islam Sebagai Solusi Permasalahan Bangsa” diakses dari http://www.kompasiana.com/radendiky/peran-dan-peluang-ekonomi-islam-sebagai-solusi-permasalahan-bangsa-menghadapi-tantangan-ekonomi-konvensional_55184258a333114607b664aa
pada tanggal 2 November 2015 pukul 01.45