KALIMAT EFEKTIF
KELOMPOK 5
Disusun Oleh:
1. AVINDA
VIOLITA OVILIA (1421040033)
2. ILHAM ARIF
IHSANI (1421040305)
3. MUKHLIS
FIKRIAN (1421040338)
Dosen
Pengampu:
Drs.
Zikri
FAKULTAS
SYARI’AH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1436
H / 2014 M
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah
yang berjudul, “Kalimat Efektif”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada
kami dalam rangka pengembangan dasar ilmu bahasa Indonesia yang berkaitan dengan
kalimat efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami,
makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif dalam mengembangkan
wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari
dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya
menjadi lebih baik. Semoga makalah ini member manfaat bagi banyak pihak.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari
bahasa indonesia kita pasti memiiki berbagai tujuan seperti tujuan tulis
menulis dan karang mengarang adalah mengungkapkan perasaan, fakta, realita, dan
isi pikiran secara jelas, baik, dan efektif. Sebab kita harus memperhatikan
berbagai persoalan dalam penulisan, dan juga tujuan berbicara bahasa indonesia
dengan baik dan benar. Karena tujuan tersebut dapat dicapai dan dimengerti oleh
orang lain dengan berbahasa yang sesuai dengan situasi bahasa yang dihadapi dan
sesuai dengan kaidah-kiadah, tatacara, susunan kebahasaan yang berlaku pada
masyarakat tertentu.
Untuk
dapat membetulkan sesuatu, kita harus mengetahui dengan tepat letak kesalahan
terlebih dahulu. Tanpa mengetahui letak kesalahannya, suatu pembetulan mungkin
justru menyebabkan kesalahan atau kerusakan yang lebih parah dari sebelumnya. Demikian
pula dalam pembetulan suatu kalimat. Kesalahan penyimpangan dari aturan yang
benar atau betul.Pada garis besarnya kesalahan itu dapat dibedakan menjadi
kesalahan ejaan (termasuk di dalamnya kesalahan tanda baca) dan kesalahan tata
bahasa.
Selanjutnya
perlu dibedakan antara kalimat yang salah dan kalimat yang kurang efektif. Suatu
kesalahan memang bisa saja mengakibatkan tuturan yang bersangkutan kurang
efektif, namun ada juga tuturan yang dari sudut tata bahasa tidak salah, tetapi
juga kurang efektif. Sudah barang tentu dalam karang–mengarang, bentuk–bentuk
tuturan yang kurang efektif itu harus diubah agar menjadi efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat ditangkap dan mudah dipahami oleh pembaca, menghayati masing- masing
tuturan itu. Keterpahaman inilah yang menjadi salah satu kriteria kalimat
efektif. Kriteria lain adalah kelaziman. Pemakaian kata, susunan frasa dan kalimat
tertentu dipandang lazim dalam ragam bahasa tertentu, namun belum tentu lazim
dalam ragam bahasa lain. Dalam karangan keilmuan sudah barang tentu diharapkan
memakai kata, susunan frasa dan kalimat yang lazim dalam ragam bahasa keilmuan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa saja
batasan-batasan kalimat?
2. Apa saja penyebab
kesalahan dalam kalimat efektif?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Batasan Kalimat dan Tuturan yang
Betul dan Efektif
1.
Batasan Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan diucapkan
dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan
ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya(?), atau tanda seru (!); sementara
itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik
dua(:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanya, dan seru, sepadan
dengan intonasi akhir, sedangkan yang lain sepadan dengan jeda. Spasi yang
mengikuti tanda titik, tanya dan seru melambangkan kesenyapan.
2.
Tuturan Kalimat yang Betul dan Efektif
Untuk dapat
mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi syarat berikut:
a.
Kesepadanan
Yang
dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh
kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)
b.
Keparalelan
Yang
dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua
juga menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua
juga menggunakan verba.
Contoh:
Contoh:
a.Harga minyak dibekukan atas
kenaikan secara luwes.
b.Tahap terakhir penyelesaian gedung
itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem
pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
c.
Ketegasan
Yang
dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.Kalimat
itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara
untuk membentuk penekanan dalam kalimat.Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di
depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
d.
Kehematan
Yang
dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak
berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan
di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan,
sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak
datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai
berikut:
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
e.
Kecermatan
Yang
dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut:
a.Mahasiswa perguruan tinggi yang
terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak
dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memiliki makna ganda,
yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.[1]
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.[1]
B. Jenis-Jenis
Kesalahan Kalimat
Berbahasa pada hakikatnya merupakan
kegiatan menyusun kalimat, usaha membuat kalimat yang benar, dan pengetahuan
mengenai jenis-jenis kesalahan kalimat merupakan pengetahuan yang tidak dapat
diabaikan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kalimat itu
salah.
1. Ejaan
Ejaan adalah cara-cara yang
digunakan untuk mewujudkan bahasa dalam bentuk tulisan. Dengan demikian ejaan
mempunyai kedudukan yang amat penting dalam bahasa tulis karena ia dapat
mempengaruhi cara seseorang mengucapkan atau melafalkan bahasa tertulis
tersebut.
Contoh:
a. Ibu sudah pergi.
b. Ibu sudah pergi?
Kedua kalimat di atas walaupun
terdiri atas kata-kata yang sama, keduanya memiliki maksud berbeda karena
perbedaan tanda ejaan yang digunakan. Kalimat pertama diakhiri dengan tanda
titik sehingga mengandung makna berita, sedangkan kalimat kedua diakhiri dengan
tanda tanya sehingga bermakna sebuah pertanyaan.
Pada dasarnya kesalahan ejaan tidak
selalu menimbulkan kesalahan makna.
Contoh:
a. Peserta lokakarya bahasa
berjumlah limapuluh orang.
b. Pihak majikan harus
menjaga kwalitas hasil produksi perusahaannnya.
c. Di tempat itupun terdapat
rumah-rumah penduduk biasa.
d. Putranya yang ungsu sekarang kuliah
di I.A.I.N.
Semua kalimat-kalimat di atas salah
ejaannya. Tetapi, coba bandingkan dengan kalimat-kalimt yang sudah dibenarkan
ejaannya di bawah ini, sebagai berikut:
a. Peserta lokakarya bahasa berjumlah
lima puluh orang.
b. Pihak majikan harus menjaga kualitas
hasil produksi perusahaannya.
c. Di tempat itu pun terdapat
rumah-rumah penduduk biasa.
d. Putranya yang bungsu sekarang kuliah
di IAIN.
Jika kita lihat makna kalmat-kalimat
di atas sama benar dengan kalimat-kalimat terdahulu, tetapi kelompok kalimat
pertama adalah kalimat-kalimat yang ejaannya salah, sedangkan kelompok kalimat
kedua adalah kekompok kalimat yang ejaannya benar.
2. Kata
Setelah ejaan, faktor lain yang dapat
menyebabkan kesalahan kalimat adalah kata. Kata mempunyai peranan yang sangat
penting dalam suatu bahasa karena kata menjadi unsur utama pembangun sebuah
kalimat.
Baik buruknya seseorang dapat
dilihat cara kemahiran dan kecermatannya dalam memilih kata. Kata dapat
menyebabkan suatu kalimat salah, apabila kata tersebut:
2.1. Kalimat
salah yang disebabkan oleh kesalahan bentuk kata.
Menurut bentuknya kata dapat
dibedakan atas kata dasar dan kata jadian atau kata turunan. Kesalahan yang
sering terjadi akibat perubahan dari kata dasar yang tidak tepat dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pengertian yang tidak dikehendaki. Berikut ini
contoh kalimat-kalimat salah yang disebabkan kesalahan kalimat:
a. Saya mendengarkan sudah
hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b. Sudah
dua kali ia diperingati guru agar tidak berbuat curang.
c. Amin
mempunyai kegemaran mengkail di laut.
d. Kantor
tempatnya pekerja jauh sekali dari sini.
e. Saya berserta teman-teman
mengikuti diskusi kelas.
Mari kita bandingkan dengan di bawah
ini:
a. Saya mendengar sudah
hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b. Sudah
dua kali ia diperingatkan guru agar tidak berbuat curang.
c. Amin
mempunyai kegemaran mengail di laut.
d. Kantor tempatnya bekerja jauh
sekali dari sini.
d. Saya beserta teman-teman
akan mengikuti diskusi kelas.
Ternyata hanya sedikit sekali
perbedaan yang terdapat pada kedua kelompok kalimat tersebut. Kalau kita
bandingkan antara keduanya, akan tampak perbedaan sebagai berikut:
a.
mendengarkan a. mendengar
b.
diperingati b.
diperingatkan
c.
mengkail c.
mengail
d.
pekerja d.
bekerja
e. berserta e.
beserta
2.2. Kalimat
salah yang disebabkan oleh kesalahan arti kata.
Fungsi kalimat yang paling utama
ialah untuk menyampaikan ide atau gagasan. Kalimat yang dibangun oleh kata-kata
yang mengandung makna atau arti.dengan demikian, tampak jelaslah arti penting
pemilihan kata yang mendukung pengertian sebagaimana dimaksudkan oleh pembicara
atau penulis. Berikut ini beberapa contoh kalimat salah yang disebabkan oleh
kesalahan arti salah satu kata yang membangunnya.
a. Saya
sampaikan terimakasih kepada pengacara yang telah memberikan
kesempatan berbicara kepada saya.
b. Kalau
kau ingin lulus, jangan kauacuhkan nasihat guru-gurumu.
c. Akibat penebangan hutan yang semena-mena, kini di
mana-mana terjadi banjir.
d. Jangan sekali-sekali kau
berdusta.
Pemakaian bahasa yang cermat
dalam memilih kata, pasti segera tahu bahwa kalimat-kalimat di atas salah. Kalimat a salah
karena penggunaan kata pengacara yang tidak pada tempatnya. Pengacara adalah
sebutan untuk orang yang bertugas membela perkara di pengadilan. Yang dimaksud
pembicara pasti bukan pengacara tetapi pengatur acara. Jadi,
kalimat yang benar adalah “saya ucapkan terimakasih kepada pengatur
acara yang telah memberi kesempatan saya berbicara”.
Kalimat b salah
karena penggunaan kata acuh yang tidak sesuai dengan maknanya.
Arti kata acuh adalah peduli. Mengacuhkan artinya
memperdulikan; sama artinya memperhatikan. Jadi, agar kalimat tersebut betul
dan tidak menyakitkan hati para guru, sebaiknya diubah demikian: “kalau ingin
lulus, acuhkanlah guru-gurumu.
Kalimat c salah
karena penggunaan kata semena-mena. Kata semena-mena berarti dengan
baik-baik atau dengan kira-kira.Tentu dengan makna ini
salah sekali. Maka maksud dari kalimat ini adalah tidak semena-mena ini
berarti sewenang-wenang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat yang benar
adalah:
- Akibat
penebangan hutan yang tidak semena-mena, kini di mana-mana sering
terjadi banjir.
Atau:
- Akibat
penebangan hutan yang sewenang-wenang, kini di mana-mana sering
terjadi banjir.
Kalimat d salah
karena pemakaian kata sekali-kali tidak pada tempatnya.Makna
kata sekali-sekali adalah kadang-kadang atau kadangkala.Karena
pemakaian tidak tepat tersebut, kalimat itu menjadi membingungkan.kalimat
tersebut mestinya kita katakan demikian “jangan sekali-kali kau
berdusta” karena ini adalah kalimat larangan yang harus dipatuhi.
2.3. Kalimat
salah yang disebabkan oleh kesalahan kalimat fungsi kata
Setiap kata pada suatu kalimat
pasti memiliki fungsi. Apabila dalam suatu kalimat terdapat suatu kalimat yang
tidak berfungsi sesuai dengan jenisnya, maka jelas kalimat itu salah.
Contoh:
a. Bagi yang
tidak berkepentingan dilarang masuk!
Segera kita ketahui kesalahan
kalimat itu apabila kita buatkan pertanyaan, “siapakah yang dilarang masuk?”
jawaban pertanyaan di atas pasti “yang tidak berkepentingan” dari jawaban di
atas kita ketahui bahwa kata “bagi” tidak berfungsi dalam kalimat tersebut, sehingga
kalimat b itu salah. Agar kalimat demikian betul, maka:
c. Yang tidak berkepentingan dilarang
masuk!
2.4. Kalimat salah yang
disebabkan oleh kata yang salah susunannya Bahasa indonesia mempunyai aturan
cara menyusun kata:
a. Yang
diterangkan diletakkan di depan; sedang yang menerangkan diletakkan di belakang
(dikenal dengan hukum DM).
b. Untuk
menyatakan milik, cukup dengan menjajarkan benda yang dimiliki dengan benda
yang memiliki; dan
c. Hubungan
antarkata prinsipnya bersifat sintetis.
Contoh:
a. Menurut
kabar yang saya dengar, ia akan datang ini hari.
b. Atas
bantuan anda, saya ucapkan banyak terimakasih.
c. Rumah
milik adik saya jauh sekali dari keramaian.
d. Ayah
dari teman adik saya berasal dari kalimantan.
Seharusnya:
a. Menurut
kabar yang saya dengar, ia akan datang hari ini.
b. Atas
bantuan anda, saya ucapkan terimakasih banyak.
c. Rumah
adik saya jauh sekali dari keramaian.
(Rumah adik sudah mengandung
pengertian rumah “milik” adik)
d. Ayah
teman adik saya berasal dari kalimantan.
(Ayah teman adik sudah mengandung
penertian ayah “dari” teman adik)
3.
Logika
Dalam pembuatan kalimat harus dapat diterima akal
(logis).Kalimat logis adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah berpikir yang
benar sehingga tidak mengandung kerancuan di dalamnya.Seringkali bahasa lisan
mengandung kesalahan kalimat akibat kalimat yang dibuat menyalahi kaidah
berpikir yang sehat, tetapi dipandang lumrah sehingga dibiarkan saja.
Contoh:
- Pencopet
itu berhasil ditangkap oleh polisi.
- Yang
merasa kehilangan jam tangan dapat diambil di kantor TU.
Bandingkan dengan kalimat berikut:
- Polisi
itu berhasil menangkap pencopet itu.
- Yang
merasa kehilangan jam tangan dapat mengambilnya di kantor TU.
Kalimat 2 dan 3 memang tidak logis. Hal
tersebut dapat terlihat pada hubungan S dan P-nya.
Siapakah yang berhasil menangkap
pencopet?
Jawabanya: polisi.
Siapakah yang berhasil melarikan
diri?
Jawabannya: pencopet
Jadi polisi berhasil menangkap
pencopet; sedangkan pencopet berhasilkan melarikan diri dari tangkapan polisi. Memang,
polisi berusaha menangkap pencopet berusaha supaya tidak biasa ditangkap oleh
polisi.
Penjelasan kalimat 3:
-siapakah yang diambil?
Jawabannya: yang merasa kehilangan
jam tangan. Misalkan yang kehilangan jam tangan itu Arini, maka Arinilah yang
diambil di kantor TU. Benarkah hal demikian?T entu saja tidak. Maksud kalimat 3
di atas bukan Arini yang diambil, melainkan jam tangan, atau Arini yang dapat
mengambil jam tangan itu.
4.
Kesalahan
dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah
pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
·Banyak tombol-tombol yang dapat Anda
gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak
tombol yang dapat Anda gunakan.
·Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus
saling menolong, atau Kita seharusnya tolong- menolong.
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini
lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih
efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. Sehingga menjadi :
·Fitur terbaru Adobe Photoshop ini
lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang
mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia
kecewa.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
·Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5. Pengaruh bahasa asing atau
daerah (interferensi)
a. Bahasa
Asing
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
·Saya tinggal di Semarang di
mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan
pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I
live in Semarang where my mother work
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya
kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu
saya bekerja.
b. Bahasa
daerah
Contoh kalimat yang mengandung
kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat
berikut:
·Anak-anak
sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya
kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah,
khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis
menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.
·Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune
metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat
tersebut dengan: Masuknya lewat mana?
6. Kata
depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat
yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
Contoh :
·Di program ini menyediakan berbagai
fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita
menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program
ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
C. Contoh-Contoh
Kalimat Efektif
1. Bagi semua mahasiswa
perguruan tinggi ini harus mebayar uang kuliah ( tidak efektif )
Seharusnya :Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
Seharusnya :Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
2. Penyusunan laporan itu
saya dibantu oleh para dosen ( tidak efektif )
Seharusnya :Dalam menyusun laporan itu, saya di bantu oleh para dosen.
3. Soal itu saya kurang
jelas ( tidak efektif )
Seharusnya :Soal itu bagi saya kurang jelas.
4. Kami datang agak
terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.( tidak efektif )
Seharusnya :Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami
tidak dapat mengikuti acara pertama.
5. Dia hanya membawa badannya saja ( tidak
efektif )
Seharusnya : Dia hanya membawa badannya.[2]
BAB III
PENUTUP
Kalimat efektif ialah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau
penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga
kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun
proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya(?), atau tanda seru (!);
semesntara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti
koma(,), titik dua(:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanya, dan
seru, sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan yang lain sepadan dengan jeda.
Spasi yang mengikuti tanda titik, tanya dan seru melambangkan kesenyapan..
Berbahasa pada hakikatnya merupakan
kegiatan menyusun kalimat, usaha membuat kalimat yang benar, dan pengetahuan
mengenai jenis-jenis kesalahan kalimat merupakan pengetahuan yang tidak dapat
diabaikan.Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kalimat itu
salah.
A. Ejaan
B. Kata
C. Logika
DAFTAR PUSTAKA
Ulfa, Maria. 2013. Kalimat Efektif. http://kalimatefektif2013.blogspot.com/
2013/04/kalimat-efektif2013.html. (8 November 2014)
Hs,
Widjiono, Bahasa Indonesia, Kompas
Gramedia, 2012
[1]Ulfa, “Kalimat
Efektif” Maria Ulfa, (http://kalimatefektif2013.blogspot.com/2013/04/kalimat-efektif2013.html(akses: 8 November 2014)