Kalimat Efektif



KALIMAT EFEKTIF

KELOMPOK 5

Disusun Oleh:

1. AVINDA VIOLITA OVILIA                 (1421040033)
 2. ILHAM ARIF IHSANI                         (1421040305)
                                          3. MUKHLIS FIKRIAN                           (1421040338)

Dosen Pengampu:
Drs. Zikri

FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1436 H / 2014 M


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul, “Kalimat Efektif”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka pengembangan dasar ilmu bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kalimat efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif dalam mengembangkan wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini member manfaat bagi banyak pihak.





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Dalam mempelajari bahasa indonesia kita pasti memiiki berbagai tujuan seperti tujuan tulis menulis dan karang mengarang adalah mengungkapkan perasaan, fakta, realita, dan isi pikiran secara jelas, baik, dan efektif. Sebab kita harus memperhatikan berbagai persoalan dalam penulisan, dan juga tujuan berbicara bahasa indonesia dengan baik dan benar. Karena tujuan tersebut dapat dicapai dan dimengerti oleh orang lain dengan berbahasa yang sesuai dengan situasi bahasa yang dihadapi dan sesuai dengan kaidah-kiadah, tatacara, susunan kebahasaan yang berlaku pada masyarakat tertentu.
Untuk dapat membetulkan sesuatu, kita harus mengetahui dengan tepat letak kesalahan terlebih dahulu. Tanpa mengetahui letak kesalahannya, suatu pembetulan mungkin justru menyebabkan kesalahan atau kerusakan yang lebih parah dari sebelumnya. Demikian pula dalam pembetulan suatu kalimat. Kesalahan penyimpangan dari aturan yang benar atau betul.Pada garis besarnya kesalahan itu dapat dibedakan menjadi kesalahan ejaan (termasuk di dalamnya kesalahan tanda baca) dan kesalahan tata bahasa.
            Selanjutnya perlu dibedakan antara kalimat yang salah dan kalimat yang kurang efektif. Suatu kesalahan memang bisa saja mengakibatkan tuturan yang bersangkutan kurang efektif, namun ada juga tuturan yang dari sudut tata bahasa tidak salah, tetapi juga kurang efektif. Sudah barang tentu dalam karang–mengarang, bentuk–bentuk tuturan yang kurang efektif itu harus diubah agar menjadi efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat ditangkap dan mudah dipahami oleh pembaca, menghayati masing- masing tuturan itu. Keterpahaman inilah yang menjadi salah satu kriteria kalimat efektif. Kriteria lain adalah kelaziman. Pemakaian kata, susunan frasa dan kalimat tertentu dipandang lazim dalam ragam bahasa tertentu, namun belum tentu lazim dalam ragam bahasa lain. Dalam karangan keilmuan sudah barang tentu diharapkan memakai kata, susunan frasa dan kalimat yang lazim dalam ragam bahasa keilmuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja batasan-batasan  kalimat?
2. Apa saja penyebab kesalahan dalam kalimat efektif?




BAB II
PEMBAHASAN

A.       Batasan Kalimat dan Tuturan yang Betul dan Efektif

1.         Batasan Kalimat  
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya(?), atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik dua(:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanya, dan seru, sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan yang lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanya dan seru melambangkan kesenyapan.

2.         Tuturan Kalimat yang Betul dan Efektif
Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi syarat berikut:

a.        Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)

b.        Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua juga menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a.Harga minyak dibekukan atas kenaikan secara luwes.
b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

c.         Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
d.        Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

e.         Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut:
a.Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.[1]
B.    Jenis-Jenis Kesalahan Kalimat
Berbahasa pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun kalimat, usaha membuat kalimat yang benar, dan pengetahuan mengenai jenis-jenis kesalahan kalimat merupakan pengetahuan yang tidak dapat diabaikan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kalimat itu salah.

1.      Ejaan
Ejaan adalah cara-cara yang digunakan untuk mewujudkan bahasa dalam bentuk tulisan. Dengan demikian ejaan mempunyai kedudukan yang amat penting dalam bahasa tulis karena ia dapat mempengaruhi cara seseorang mengucapkan atau melafalkan bahasa tertulis tersebut.
Contoh:
a.       Ibu sudah pergi.
b.      Ibu sudah pergi?
Kedua kalimat di atas walaupun terdiri atas kata-kata yang sama, keduanya memiliki maksud berbeda karena perbedaan tanda ejaan yang digunakan. Kalimat pertama diakhiri dengan tanda titik sehingga mengandung makna berita, sedangkan kalimat kedua diakhiri dengan tanda tanya sehingga bermakna sebuah pertanyaan.
Pada dasarnya kesalahan ejaan tidak selalu menimbulkan kesalahan makna.
Contoh:
a.       Peserta lokakarya bahasa berjumlah limapuluh orang.
b.       Pihak majikan harus menjaga kwalitas hasil produksi perusahaannnya.
c.       Di tempat itupun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
d.      Putranya yang ungsu sekarang kuliah di I.A.I.N.
Semua kalimat-kalimat di atas salah ejaannya. Tetapi, coba bandingkan dengan kalimat-kalimt yang sudah dibenarkan ejaannya di bawah ini, sebagai berikut:
a.       Peserta lokakarya bahasa berjumlah lima puluh orang.
b.      Pihak majikan harus menjaga kualitas hasil produksi perusahaannya.
c.       Di tempat itu pun terdapat rumah-rumah penduduk biasa.
d.      Putranya yang bungsu sekarang kuliah di IAIN.
Jika kita lihat makna kalmat-kalimat di atas sama benar dengan kalimat-kalimat terdahulu, tetapi kelompok kalimat pertama adalah kalimat-kalimat yang ejaannya salah, sedangkan kelompok kalimat kedua adalah kekompok kalimat yang ejaannya benar.







2.      Kata
Setelah ejaan, faktor lain yang dapat menyebabkan kesalahan kalimat adalah kata. Kata mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu bahasa karena kata menjadi unsur utama pembangun sebuah kalimat.
Baik buruknya seseorang dapat dilihat cara kemahiran dan kecermatannya dalam memilih kata. Kata dapat menyebabkan suatu kalimat salah, apabila kata tersebut:

2.1.      Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan bentuk kata.
Menurut bentuknya kata dapat dibedakan atas kata dasar dan kata jadian atau kata turunan. Kesalahan yang sering terjadi akibat perubahan dari kata dasar yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya perubahan pengertian yang tidak dikehendaki. Berikut ini contoh kalimat-kalimat salah yang disebabkan kesalahan kalimat:
a.      Saya mendengarkan sudah hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b.      Sudah dua kali ia diperingati guru agar tidak berbuat curang.
c.       Amin mempunyai kegemaran mengkail di laut.
d.      Kantor tempatnya pekerja jauh sekali dari sini.
e.      Saya berserta teman-teman mengikuti diskusi kelas.
Mari kita bandingkan dengan di bawah ini:
a.      Saya mendengar sudah hampir dua bulan ia dirawat di rumah sakit.
b.      Sudah dua kali ia diperingatkan guru agar tidak berbuat curang.
c.       Amin mempunyai kegemaran mengail di laut.
d.      Kantor tempatnya bekerja jauh sekali dari sini.
d.      Saya beserta teman-teman akan mengikuti diskusi kelas.
Ternyata hanya sedikit sekali perbedaan yang terdapat pada kedua kelompok kalimat tersebut. Kalau kita bandingkan antara keduanya, akan tampak perbedaan sebagai berikut:
a.   mendengarkan                                    a. mendengar
b.   diperingati                                          b. diperingatkan
c.   mengkail                                             c. mengail
d.   pekerja                                                d. bekerja
e.   berserta                                               e. beserta

2.2.      Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan arti kata.
Fungsi kalimat yang paling utama ialah untuk menyampaikan ide atau gagasan. Kalimat yang dibangun oleh kata-kata yang mengandung makna atau arti.dengan demikian, tampak jelaslah arti penting pemilihan kata yang mendukung pengertian sebagaimana dimaksudkan oleh pembicara atau penulis. Berikut ini beberapa contoh kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan arti salah satu kata yang membangunnya.
a.   Saya sampaikan terimakasih kepada pengacara yang telah memberikan kesempatan berbicara kepada saya.
b.   Kalau kau ingin lulus, jangan kauacuhkan nasihat guru-gurumu.
c.   Akibat penebangan hutan yang semena-mena, kini di mana-mana terjadi banjir.
d.   Jangan sekali-sekali kau berdusta.
 Pemakaian bahasa yang cermat dalam memilih kata, pasti segera tahu bahwa kalimat-kalimat di atas salah. Kalimat a salah karena penggunaan kata pengacara yang tidak pada tempatnya. Pengacara adalah sebutan untuk orang yang bertugas membela perkara di pengadilan. Yang dimaksud pembicara pasti bukan pengacara tetapi pengatur acara. Jadi, kalimat yang benar adalah “saya ucapkan terimakasih kepada pengatur acara yang telah memberi kesempatan saya berbicara”.
Kalimat b salah karena penggunaan kata acuh yang tidak sesuai dengan maknanya. Arti kata acuh adalah peduli. Mengacuhkan artinya memperdulikan; sama artinya memperhatikan. Jadi, agar kalimat tersebut betul dan tidak menyakitkan hati para guru, sebaiknya diubah demikian: “kalau ingin lulus, acuhkanlah guru-gurumu.
Kalimat c salah karena penggunaan kata semena-mena. Kata semena-mena berarti dengan baik-baik atau dengan kira-kira.Tentu dengan makna ini salah sekali. Maka maksud dari kalimat ini adalah tidak semena-mena ini berarti sewenang-wenang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat yang benar adalah:
-     Akibat penebangan hutan yang tidak semena-mena, kini di mana-mana sering terjadi banjir.
Atau:
-    Akibat penebangan hutan yang sewenang-wenang, kini di mana-mana sering terjadi banjir.
Kalimat d salah karena pemakaian kata sekali-kali­ tidak pada tempatnya.Makna kata sekali-sekali adalah kadang-kadang atau kadangkala.Karena pemakaian tidak tepat tersebut, kalimat itu menjadi membingungkan.kalimat tersebut mestinya kita katakan demikian “jangan sekali-kali kau berdusta” karena ini adalah kalimat larangan yang harus dipatuhi.

2.3.      Kalimat salah yang disebabkan oleh kesalahan kalimat fungsi kata
 Setiap kata pada suatu kalimat pasti memiliki fungsi. Apabila dalam suatu kalimat terdapat suatu kalimat yang tidak berfungsi sesuai dengan jenisnya, maka jelas kalimat itu salah.
Contoh:
a.    Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk!
Segera kita ketahui kesalahan kalimat itu apabila kita buatkan pertanyaan, “siapakah yang dilarang masuk?” jawaban pertanyaan di atas pasti “yang tidak berkepentingan” dari jawaban di atas kita ketahui bahwa kata “bagi” tidak berfungsi dalam kalimat tersebut, sehingga kalimat b itu salah. Agar kalimat demikian betul, maka:
c.       Yang tidak berkepentingan dilarang masuk!

2.4. Kalimat salah yang disebabkan oleh kata yang salah susunannya Bahasa indonesia mempunyai aturan cara menyusun kata:
a.      Yang diterangkan diletakkan di depan; sedang yang menerangkan diletakkan di belakang (dikenal dengan hukum DM).
b.      Untuk menyatakan milik, cukup dengan menjajarkan benda yang dimiliki dengan benda yang memiliki; dan
c.       Hubungan antarkata prinsipnya bersifat sintetis.
Contoh:
a.      Menurut kabar yang saya dengar, ia akan datang ini hari.
b.      Atas bantuan anda, saya ucapkan banyak terimakasih.
c.       Rumah milik adik saya jauh sekali dari keramaian.
d.      Ayah dari teman adik saya berasal dari kalimantan.
Seharusnya:
a.      Menurut kabar yang saya dengar, ia akan datang hari ini.
b.      Atas bantuan anda, saya ucapkan terimakasih banyak.
c.       Rumah adik saya jauh sekali dari keramaian.
(Rumah adik sudah mengandung pengertian rumah “milik” adik)
d.      Ayah teman adik saya berasal dari kalimantan.
(Ayah teman adik sudah mengandung penertian ayah “dari” teman adik)

3.      Logika
Dalam pembuatan kalimat harus dapat diterima akal (logis).Kalimat logis adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah berpikir yang benar sehingga tidak mengandung kerancuan di dalamnya.Seringkali bahasa lisan mengandung kesalahan kalimat akibat kalimat yang dibuat menyalahi kaidah berpikir yang sehat, tetapi dipandang lumrah sehingga dibiarkan saja.
Contoh:
-          Pencopet itu berhasil ditangkap oleh polisi.
-          Yang merasa kehilangan jam tangan dapat diambil di kantor TU.
Bandingkan dengan kalimat berikut:
-          Polisi itu berhasil menangkap pencopet itu.
-          Yang merasa kehilangan jam tangan dapat mengambilnya di kantor TU.
Kalimat 2 dan 3 memang tidak logis. Hal tersebut dapat terlihat pada hubungan S dan P-nya.
Siapakah yang berhasil menangkap pencopet?
Jawabanya: polisi.
Siapakah yang berhasil melarikan diri?
Jawabannya: pencopet
Jadi polisi berhasil menangkap pencopet; sedangkan pencopet berhasilkan melarikan diri dari tangkapan polisi. Memang, polisi berusaha menangkap pencopet berusaha supaya tidak biasa ditangkap oleh polisi.
Penjelasan kalimat 3:
-siapakah yang diambil?
Jawabannya: yang merasa kehilangan jam tangan. Misalkan yang kehilangan jam tangan itu Arini, maka Arinilah yang diambil di kantor TU. Benarkah hal demikian?T entu saja tidak. Maksud kalimat 3 di atas bukan Arini yang diambil, melainkan jam tangan, atau Arini yang dapat mengambil jam tangan itu.

4.      Kesalahan dalam Menyusun Kalimat Efektif dan Pembetulannya

1.      Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
 ·Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
 ·Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya : Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong- menolong.

2.      Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
 ·Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan. Sehingga menjadi : 
 ·Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

3.      Salah pemilihan kata
   Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
 ·Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

4.      Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
 ·Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.

5.      Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)

a.     Bahasa Asing
 Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
 ·Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
 I live in Semarang where my mother work
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.

b.      Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:
 ·Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
  Anak-anak sudah datang.

Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.
 ·Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?

6.      Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada kalimat berikut:
Contoh :
 ·Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
 Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.

C.     Contoh-Contoh Kalimat Efektif

1.      Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus mebayar uang kuliah ( tidak efektif )
Seharusnya :Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
2.      Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen ( tidak efektif )
Seharusnya :Dalam menyusun laporan itu, saya di bantu oleh para dosen.
3.      Soal itu saya kurang jelas ( tidak efektif )
Seharusnya :Soal itu bagi saya kurang jelas.
4.      Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.( tidak efektif )
Seharusnya :Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
5.  Dia hanya membawa badannya saja ( tidak efektif )
Seharusnya : Dia hanya membawa badannya.[2]




BAB III

PENUTUP

            A. Kesimpulan
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik(.), tanda tanya(?), atau tanda seru (!); semesntara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma(,), titik dua(:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanya, dan seru, sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan yang lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanya dan seru melambangkan kesenyapan..
Berbahasa pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun kalimat, usaha membuat kalimat yang benar, dan pengetahuan mengenai jenis-jenis kesalahan kalimat merupakan pengetahuan yang tidak dapat diabaikan.Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan sebuah kalimat itu salah.
A.      Ejaan
B.      Kata
C.      Logika



DAFTAR PUSTAKA
Ulfa, Maria. 2013. Kalimat Efektif. http://kalimatefektif2013.blogspot.com/ 2013/04/kalimat-efektif2013.html. (8 November 2014)
Hs, Widjiono, Bahasa Indonesia, Kompas Gramedia, 2012



[1]Ulfa, “Kalimat Efektif” Maria Ulfa, (http://kalimatefektif2013.blogspot.com/2013/04/kalimat-efektif2013.html(akses: 8 November 2014)

[2]Widjono Hs, Bahasa Indonesia, (Gramedia Widiasarana Indonesia, 2012), Hal.211-215.

Subscribe to receive free email updates: